Mohon tunggu...
Belfa Yulita Nur Asifah
Belfa Yulita Nur Asifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43122010161 Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Program Studi: Manajemen Dosen Pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Penerapan Etika Bisnis

13 April 2023   22:10 Diperbarui: 13 April 2023   22:15 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesatnya perkembangan dunia bisnis hingga saat ini tentunya diperlukan keseimbangan dengan suatu aturan-aturan atau norma-norma, sehingga dapat mengatur aktivitas bisnis itu sendiri. Pihak-pihak yang memiliki kepentingan di perusahaan tertentu (stakeholder) juga dapat melakukan 

Dokpri
Dokpri
Aktivitas bisnisnya dengan konsisten, baik dan lancar. Lebih lagi dalam sebuah aktivitas bisnis tersebut dapat memberi hasil dan laba yang optimal bagi perkembangan perusahaannya.

            Pada dasarnya pengetahuan ilmu ekonomi mempunyai arah atau tujuan, yaitu untuk mewujudkan equilibrium (keseimbangan) antara aktivitas produksi dengan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi dalam wujud organisasi bisnis akan melahirkan sebuah struktur industry, sama halnya juga degan kegiatan konsumsi yang akan melahirkan struktur pasar. Melalui hadirnya penggabungan unsur struktur industry dan struktur pasar inilah yang pada akhirnya akan membentuk struktur persaingan. Maka dari itu, dalam pergerakan bisnis tidak dapat dihindari perihal munculnnya persaingan. Persaingan tersebut pada akhirnya yang akan memunculkan peranan etika dalam bisnis.

            Etika jika dilihat pengertiannya, maka saling berkaitan dengan moralitas. Dengan etika pula yang dapat mengatur perilaku manusia kepada manusia lainnya.

            Dalam pengertiannya secara bahasa, etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang artinya tampak dari suatu kebiasaan. Perihal tersebut yang menjadi perspektif objeknya ialah sikap, perbuatan atau tindakan manusia. Selain itu, pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, maupun tata cara yang seringkali digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu saat melakukan tingkah laku dan perbuatan. Pelaksanaan norma sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam hidup bermasyarakat. Dapat pula etika dikaitkan dengan kebiasaan hidup yang tertata, baik pada diri sendiri maupun kelompok masyarakat tertentu. Hal tersebut memiliki kaitan dengan nilai-nilai, aturan hidup, dan tata cara kehidupan yang baik serta tertata, sehingga hal tersebut diwariskan dari satu orang ke orang lain, bahkan satu generasi ke generasi lainnya.

            Sedangkan menurut para ahli, seperti W.S.J Poerwadarminta, etika adalah ilmu tentang tingkah laku atau perbuatan manusia yang dilihat dari sisi baik dan buruknya yang dapat ditentukan oleh akal manusia. Menurut James J. Spillane SJ, etika adalah mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku manusia dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada penggunaan akal budi manusia dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku seseorang kepada orang lain.

            Etika selaku sebuah ilmu adalah ilmu yang mempelajari standar moral, baik moral perorangan atau individu maupun moral dalam masyarakat. Ilmu etika sendiri juga mempelajari bagaimana penerapan standar moral tersebut dalam kehidupan sehari-hari melalui pemikiran yang masuk akal. Sementara itu etika bisnis sendiri merupakan bentuk penerapan dari pemikiran standar moral yang baik dan benar sesuai dengan perusahaan bisnis. Saat sebuah perusahaan atau bisnis menetapkan arah dan tujuan bisnisnya sebagai tujuan jangka panjang, maka perusahaan atau bisnis tersebut harus bersikap secara etis.

            Pada dasarnya, etika memiliki teori-teori yang terbagi menjadi 3 (tiga) macam, antara lain:

  • Teori Deontologi
  • Berasal dari bahasa Yunani, yaitu deon yang berarti kewajiban. Etika deontologi memiliki arti penekanan kewajiban bagi manusia untuk bersikap dan bertindak dengan baik. Sebuah tindakan yang baik tidak dinilai dan diluruskan berdasarkan hasilnya atau tujuan baik dari aksi yang dilakukan, tetapi berdasarkan aksi itu sendiri sebagaimana baik pada diri sendiri. Atau dengan kata lain, aksi tersebut memiliki nilai moral karena aksi tersebut dijalankan terlepas dari tujuan atau hasil dari aksi tersebut.
  • Teori Teologi
  • Ialah etika yang menjadi tolak ukur baik dan buruknya sebuah tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan melaksanakan tindakan tersebut, atau berdasarkan akibat yang dihasilkan atas tindakan yang dilakukan.
  • Teori Utilitarisme
  • Yaitu paham yang menegaskan prinsip manfaat atau kegunaan (the principle of utility) sebagai dasar prinsip moral. Melalui prinsip kegunaan ini, maka dimaksudkan dapat menjadikannya sebagai tolak ukur utama dalam menilai dan mengambil keputusan apakah sebuah tindakan moral tersebut dapat dibenarkan atau tidak. Tindakan secara moral dinilai benar adalah tindakan yang berguna. Sebuah tindakan dapat dikatakan berguna apabila tindakan tersebut secara keseluruhan dapat melibatkan semua pihak dan tanpa membeda-bedakannya, serta membawa akibat yang baik berupa keuntungan atau kebahagiaan yang besar bagi banyak orang.

            Bisnis ialah salah satu kegiatan usaha yang utama dalam menunjang perkembangan ekonomi. Bisnis berasal dari bahasa Inggris, yaitu business yang artinya sibuk, baik dalam konteks individu, organisasi, komunitas maupun masyarakat. Arti kata sibuk yang dimaksud ialah mengerjakan suatu hal, kegiatan maupun pekerjaan yang mampu mendatangkan keuntungan.

            Dalam pengertian secara etimologi, bisnis diartikan sebagai situasi dimana seseorang atau sekelompok manusia sibuk menyelesaikan pekerjaan yang mampu membuahkan keuntungan.

            Adapun pengertian bisnis menurut para ahli, seperti menurut Griffin dan Ebert (2006), bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan bagi system perekonomian.

            Menurut Raymond E. Glosh (2011), bisnis adalah perusahaan, yaitu organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan jasa bagi pemuasan kebutuhan konsumen, serta diharapkan akan memperoleh laba atau keuntungan bagi pemiliknya.

            Menurut Sukirno (2010), bisnis adalah kegiatan untuk memperoleh keuntungan, semua orang atau individu maupun kelompok melakukan kegiatan bisnis untuk mencari keuntungan agar kebutuhan hidupnya terpenuhi. Tidak ada orang yang melakukan bisnis untuk mencari kerugian.

            Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bisnis memuat 4 aspek, yakni menghasilkan barang atau jasa, mendapatkan keuntungan atau laba, memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, dan merupakan sebuah kegiatan usaha. Bisnis dilakukan bukan tanpa tujuan, pastinya ada tujuan dibalik berjalannya suatu bisnis, antara lain:

  • Menjaga keberadaan sebuah perusahaan dalam kurun waktu yang lama;
  • Mewujudkan peluang lapangan kerja bagi masyarakat;
  • Mencukupi kebutuhan hidup masyarakat melalui produk barang atau jasa;
  • Memajukan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara umum;
  • Memberikan kesejahteraan untuk para pemilik faktor produksi dan masyarakat.

            Adapun karakteristik bisnis, antara lain:

  • Terdapat risiko rugi dalam pengaplikasiannya;
  • Merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan barang atau jasa kebutuhan masyarakat;
  • Menciptakan kebutuhan dan permintaan masyarakat umum;
  • Memiliki tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan;
  • Mampu meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat;
  • Bisa dilakukan secara perorangan atau individu, kelompok, organisasi, lembaga maupun institusi;
  • Memiliki kaitan yang erat dengan produksi, distribusi dan konsumsi.

            Dunia bisnis memiliki banyak jenisnya. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya unsur-unsur kehidupan yang dapat memungkinkan bisnis tersebut berjalan. Jenis-jenis bisnis tersebut antara lain:

  • Bisnis Jasa
  • Yaitu aktivitas usaha yang memiliki produk berupa jasa, bukan barang mentah atau barang jadi.
  • Bisnis Agraris
  • Merupakan aktivitas usaha pada sector pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan.
  • Bisnis Industri
  • Yaitu aktivitas usaha yang berkecimpung dalam bidang manufaktur.
  • Bisnis Ekstraktif
  • Bisnis yang berkaitan dengan penggalian barang tambang.
  • Bisnis Perdagangan
  • Yaitu aktivitas perniagaan yang menjadi jembatan antara produsen dengan konsumen.

            Dalam menjalankan bisnis, kita harus memahami dan mencermati etika dalam berbisnis supaya mendapat pandangan yang baik, juga mendapat perhatian lebih bagi partner atau investor yang ingin bekerja sama. Berbisnis dengan beretika ialah bisnis yang menjunjung tinggi dan menghormati serangkaian nilai luhur yang berasal dari hati nurani, norma dan empati. Sebuah bisnis dapat dikatakan etis jika dalam proses pengelolaan bisnisnya, pengusaha tersebut menggunakan nuraninya.

            Terciptanya suatu bisnis pasti terdapat sebuah konsep bisnis dibaliknya. Konsep bisnis ialah ide fundamental atau esensial yang mendasari terciptanya sebuah bisnis. Dalam konsep bisnis memiliki beberapa unsur, yaitu:

  • Strategi inti (Core Strategy)
  • Ialah visi dan misi bisnis yang terkait dengan hal-hal ideal.
  • Sumber Daya Strategis (Strategic Resource)
  • Yakni semua hal yang berhubungan dengan asset strategi, proses esensi dan kompetensi primer.
  • Perantara Pelanggan (Customer Interface)
  • Ialah semua hal yang berhubungan dengan bantuan dan pemenuhan, penjelasan, struktur harga serta dinamika hubungan.
  • Jaringan Nilai (Value Network)
  • Merupakan semua hal yang dapat menguatkan sumber daya perusahaan.

            Salah satu faktor penting dalam berbisnis yang sangat berpengaruh pada bisnis tersebut adalah perilaku yang etis. Apabila bisnis tersebut berjalan dengan tidak etis, maka hal tersebut akan merugikan bisnis itu sendiri, terlebih jika dilihat dari sudut pandang yang berkepanjangan.  Namun, persaingan bisnis yang ketat terkadang membuat beberapa pebisnis abai dalam memperhatikan etika berbisnis.

            Apabila dalam berbisnis kemudian tujuan-tujuan yang sudah ditujukan sejak awal itu tercapai, maka manfaat yang diterima oleh sebuah perusahaan ialah seluruh proses dalam berbisnis dapat berjalan dengan lancar. Saat prosedur bisnis berjalan lancar sesuai dengan petunjuk, maka akan menarik dan menghasilkan profit yang besar bagi perusahaan. Tetapi sebaliknya, jika etika dalam berbisnis tidak dijalankan dengan semestinya, maka tujuan-tujuan tersebut akan sukar dicapai. Maka akan menghasilkan rangkaian bisnis yang berjalan kacau balau, bahkan tidak mendapat profit yang ditujukan.

            Selain itu juga, jika sebuah perusahaan menegakkan tinggi etika dalam berbisnis, mereka akan meraih kepercayaan dan nama yang baik dari pelanggan atau konsumen. Karena konsumen akan merasa dilayani dengan sepenuh hati tanpa adanya rasa tertipu atau sebagainya.

            Etika dalam berbisnis sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan dari masing-masing komponen dalam lingkungan bisnis. Tiap-tiap komponen tersebut harus memelihara etika agar kepercayaan yang sudah menjadi dasar pokok dalam pekerjaan dapat terpelihara dengan baik. Penerapan etika bisnis dapat dilakukan dalam berbagai perspektif, misalnya saling menjaga kepercayaan antar rekan dalam sebuah kerjasama, sehingga akan memberi pengaruh yang besar pada reputasi perusahaan atau bisnis yang dijalankan, baik dalam lingkup makro maupun mikro.

            Etika dapat dipandang sebagai suatu standar atau penuntun dalam menjalankan Langkah aktivitas bisnis. Maka dari itu, terdapat tujuan utama yang lebih besar, antara lain yaitu untuk menjaga ketertiban, untuk membentuk system moral,serta untuk membimbing perilaku di dalam perusahaan.

            Dalam sebuah perusahaan, baik pengusaha, atasan, maupun karyawan biasa (staff) patut menjunjung tinggi etika dalam berbisnis. Seperti contoh, untuk seorang atasan, mereka hendaknya bisa menegakkan keberanan dan keadilan untuk seluruh bawahannya hingga klien yang akan mereka temui.

            Selanjutnya untuk seorang bawahan atau karyawan biasa, mereka hendaknya menjunjung tinggi sikap kejujuran, serta kesetiaan terhadap perusahaan. Sikap tersebut harus diimplementasikan saat mereka bersosialisasi dengan sesama rekan kerja, sampai dengan pihak luar perusahaan.

            Etika bisnis merupakan seni dan bentuk disiplin dalam mempraktikkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan menyelesaikan masalah-masalah moral yang rumit. Etika bisnis dapat pula dikatakan sebagai etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyinari segi-segi moral dalam perilaku manusia serta peraturan-peraturan yang memiliki profesi di bidang bisnis dan manajemen. Maka dari itu, etika bisnis dapat dipandang sebagai upaya untuk merumuskan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia.

            Etika bisnis memiliki teori yang secara umum memaparkan tentang bagaimana perilaku dalam berbisnis yang sesuai dan berkenan dengan norma. Teori-teori tersebut antara lain:

  • Teori Keutamaan
  • Ialah keutamaan melihat dari bagaimana seseorang bersikap dan berbuat. Perilaku baik seseorang akan menimbulkan watak dan karakter yang baik juga secara moral.
  • Teori Hak
  • Teori tersebut memaparkan tentang sesuatu yang patut dan harus diperoleh seirang individu, sehingga apabila dilihat dari sisi bisnis, semua keputusan yang diputuskan oleh perusahaan tidak melanggar hak karyawan atau pekerjanya.
  • Teori Deontologi
  • Teori tersebut menekankan perihal kewajiban seseorang untuk berperilaku selaras dengan tanggung jawab yang diberikan. Contohnya seseorang yang bekerja dalam sebuah perusahaan dan diberi tugas untuk menangani pemasaran produk, maka selaras dengan teori deontologi dalam etika bisnis, seseorang tersebut harus melakukan tugas tersebut dengan baik.
  • Teori Teleologi
  • Teori ini berpendapat bahwa bisnis yang etis ialah bisnis yang berhasil melahirkan keseimbangan dengan baik hingga tercapainya tujuan akhir. Atau dalam kata lain, teori ini berdasarkan dengan konsep kebaikan.

            Dalam etika bisnis, dapat memberi hasil beberapa standar-standar baru untuk melakukan aktivitas bisnis, yang artinya tidak ada halangan perihal apa saja yang boleh dilakukan maupun yang tidak boleh dilakukan untuk membantu langkah bisnisnya. Dalam etika berbisnis, juga mempunyai beberapa prinsip, antara lain yaitu:

  • Jujur (Honesty)
  • Dalam lingkungan bisnis, adanya transparasi kejujuran juga wajib diimplementasikan dalam bersikap. Jujur dalam konteks bisnis ini memiliki arti sebagai niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses transaksi. Proses memilih atau mendapat komoditas pembangunan maupun dalam proses usaha mencapai keuntungan. Melalui prinsip kejujuran ini, maka etika bisnis sangat menjaga dan berlaku sebagai pencegahan terhadap kemungkinan adanya kerugian pada salah satu pihak yang melakukan transaksi, perjanjian atau Kerjasama dalam bisnis.
  •  Seperti contoh adalah saat menjalankan proses transaksi jual beli, maka langkah yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur yang berlaku di perusahaan,hal lainnya ialah saat melaporkan laporan keuangan yang juga harus didasari kejujuran dan transparan. Adapun etika yang menjunjung tinggi kejujuran dalam interaksi, contohnya jangan memberi keterangan palsu tentang perusahaan hanya untuk menarik simpati klien.
  • Otonomi
  • Seperti yang diketahui, kecakapan seorang pengelola bisnis ketika mengambil sebuah keputusan haruslah baik. Prinsip otonomi melihat hal tersebut sebagai kedaulatan perusahaan seutuhnya. Sehingga, visi dan misi yang telah dirancang dapat membawa dampak baik bagi kesejahteraan karyawan maupun pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Prinsip otonomi melihat bahwa perusahaan secara bebas memiliki kekuasaan sesuai dengan bidang yang dilakukannya dan pelaksanaannya melalui visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang dipilih perusahaan hendaknya diarahkan untuk mengembangkan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan khalayaknya.
  • Integritas
  • Etika harus mengutamakan integritas perusahaan maupun pemimpinnya. Sehingga jangan sampai semua proses bisnis yang dijalankan tidak mematuhi prinsip dasar perusahaan hanya untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya.
  • Tanggungjawab (Responsibility)
  • Selain menerima kehendak bebas, segala sesuatu bentuk tindakan dan perilaku yang dilakukan oleh pelaku bisnis harus bisa dipertanggungjawabkan.
  • Loyalitas
  • Dalam etika bisnis, harus menjaga dan melindungi rahasia perusahaan dari berbagai kepentingan pribadi. Contohnya, seseorang tidak diperkenankan membocorkan keburukan perusahaan apabila sedang bersosialisasi dengan orang lain hanya karena ingin meraih keuntungan pribadi. Prinsip tersebut juga harus tetap dipegang meskipun seorang karyawan itu sudah tidak lagi bekerja di dalam perusahaan.
  • Keadilan
  • Seluruh pekerja, baik atasan hingga bawahan atau karyawan, tidak membawa kekuasaan secara sewenang-wenang, berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa melihat posisi, status dan jabatan.
  • Berkomitmen Terhadap Kesempurnaan
  • Setiap etika harus dilakukan sesempurna mungkin untuk mencapai tujuan bisnis. Masing-masing tugas yang diberikan harus dikerjakan dengan betul-betul semaksimal mungkin tanpa ada kekurangan sedikitpun.
  • Saling Menguntungkan
  • Dalam dunia bisnis, semua pihak yang terpaut harus saling diuntungkan. Seperti produsen yang dapat diuntungkan dengan bayaran yang didapatkan, lalu pembeli atau konsumen yang mendapatkan keuntungan dari kualitas produk yang didapatkan.
  • Equilibrium
  • Sehubungan dengan otonomi pelaku bisnis, semua keputusan yang dipilih juga harus seimbang. Atau dalam kata lain, perusahaan tidak boleh berat sebelah dalam memutuskan sesuatu. Contohnya memberi bayaran sesuai kontrak dan partisipasi karyawan, pelayanan atau service yang baik dan tidak membeda-bedakan konsumen, dan lain sebagainya.
  • Menjaga Kehormatan Orang Lain
  • Etika di dalam berbisnis, harus dapat menghormati orang lain. Baik seorang karyawan atau perusahaan harus dapat menjaga privasi, hak, martabat dan kepentingan orang lain termasuk klien.

            Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah dijaabrkan tersesbut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan daripada etika bisnis sendiri adalah agar kita menyerukan kesadaran dalam bermoral dan memberikan batasan-batasan para pelaku bisnis (stakeholder) untuk melaksanakan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business yang dapat mengakibatkan kerugian dari berbagai pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.

            Tanpa disadari, permasalahan mengenai pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa saja dan kerap kali terjadi pada masa kini. Berbagai hal  berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak memiliki tanggungjawab di Indonesia. Berbagai hal tersebut merupakan wujud dari persaingan yang tidak sehat oleh para pebisnis yang ingin mendominasi pasar. Selain untuk mendominasi pasar, factor lain seperti untuk memperluas bagian pasar serta mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya juga merupakan wujud pengaruh para pebisnis yang melakukan pelanggaran etika.

            Ketika menjalani bisnis yang sedang digeluti agar dapat tetap berjalan dengan baik, tentunya mengaplikasikan prinsip-prinsip etika bisnis sangat krusial untuk dilaksanakan. Dikarenakan berawal dari kebiasaan kecil tersebut dapat menjadi usaha menghindari jeratan-jeratan pasal dalam menjalankan bisnis. Agar dapat dipahami, berikut merupakan beberapa contoh kasus pelanggaran dan kejahatan etika bisnis perusahaan.

  • Pelanggaran dalam Etika Berbisnis Lembaga Pers
  • Salah satu kasus pelanggaran etika bisnis yang kerap kali ditemukan ialah kasus suap menyuap dan korupsi. Contohnya adalah kasus suap antara seorang pejabat dengan seorang jurnalis. Pejabat terseebut berusaha memberi uang tutup mulut kepada jurnalis untuk menutupi skandal yang diperbuatnya. Bagaimanapun juga seorang jurnalis berada di bawah lembaga pers, sehingga hal tersebut bisa menjadi contoh kasus pelanggaran etika bisnis dalam sebuah perusahaan.
  • Pelanggaran dalam Etika Bisnis Perusahaan Barang
  • Kasus berikutnya terjadi pada saat dunia dilanda wabah pandemic COVID-19, yang mana pada saat tersebut banyak oknum toko e-commerce yang dengan sengaja membeli masker medis dalam jumlah yang sangat banyak, kemudian mereka menimbun masker tersebut dan menjualnya dengan harga yang sangat tinggi. Hal tersebut adalah salah satu tindakan yang hanya menguntungkan satu pihak saja, sementara pihak lain dirugikan. Kasus tersebut termasuk pelanggaran karena tidak sesuai dengan salah satu prinsip etika bisnis, yaitu equilibrium. 

Dokpri
Dokpri

            Jika dilihat dari banyaknya pelanggaran atau kejahatan (konflik) yang terjadi antar perusahaan maupun pihak-pihak di dalamnya dapat memberi asumsi bahwa ada hal-hal yang memberi pengaruh terhadap etika bisnis, diantaranya adalah:

  • Pressure atau tekanan yang diperoleh akibat persaingan competitor
  • Kesalahan yang terjadi pada system operasional
  • Kondisi ekonomi yang dihadapi
  • Pengetahuan masing-masing individu akan etika bisnis
  • Demand atau permintaan pasar yang bertolak belakang dengan kesanggupan perusahaan.

            Etika dalam bisnis internasional adalah hal yang sudah sering didengar, yang mana sekarang kehidupan sudah memasuki era globalisasi ekonomi, aktivitas ekonomi melingkupi seluruh dunia, sehingga hampir seluruh negara tercantum dalam pasar internasional. Internasionalisasi bisnis yang kian mencolok saat ini juga menampilkan aspek etis yang baru. Bukan hal yang baru apabila pada tahun-tahun terakhir ini diberikan pula perhatian khusus kepada aspek-aspek etis dalam bisnis internasional. Seseorang yang mengetahui persis prakteknya dalam bisnis internasional, maka besar peluang ruangnya akan berjalan lancar.

            Tak jarang pula bahwasannya perusahaan di luar negeri sekadar boleh melakukan  apa yang boleh dilakukan di negaranya sendiri dan sementara tidak boleh menyesuaikan diri dengan norma etis yang berbeda di lain tempat. Pemikiran jika apa yang dilihat baik di negerinya sendiri, tidak akan menjadi kurang baik di tempat lain. Norma-norma etis memiliki sifat yang umum, sehingga sesuau yang buruk di suatu tempat tidak mungkin tiba-tiba menjadi baik dan terpuji di tempat yang lain.

            Apabila sebuah perusahaan terlalu mengedepankan perihal etika, maka perusahaan tersebut berada dalam situasi yang merugikan, disebabkan karena daya saingnya yang akan terganggu. Permasalahan etika dalam bisnis internasional merupakan sebuah kebimbangan dalam bisnis internasional itu sendiri yang kemudian berakar pada system politik, kemajuan ekonomi, politik, bahkan hingga budaya yang diketahui sangat berbeda antar negara. Hal tersebut berakibat apa yang dianggap baik di suatu negara belum tentu dilihat baik di negara lain. Seperti dapat dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari, apa yang seseorang pikirkan kemudian dilakukannya, belum tentu hal tersebut baik bagi seseorang yang lain.

            Dikarenakan manajer bekerja untuk sebuah institusi yang lebih dari batas negara dan budaya, maka seorang manajer dari perusahaan multinasional tersebut harus lebih peka kepada ragam perbedaan serta harus menentukan kegiatan etika dalam segala keadaan karena memiliki potensi menimbulkan masalah dalam etika. Pada susunan bisnis internasional, hal yang paling universal ialah kebiasaan atau rutinitas dari para pekerja, hak asasi manusia, polusi lingkungan, korupsi dan kewajiban moral dari perusahaan multinasional.

            Etika bisnis membawa para pengelola bisnis untuk menciptakan citra dan pengelolaan manajemen yang baik (etis) sehingga bisnis tersebut layak dimasuki oleh semua orang yang meyakini adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal tersebut sekaligus menampik citra buruk dunia bisnis sebagai aktivitas yang licik, kotor, dan penuh dengan tipu muslihat. Aktivitas bisnis mempunyai sugesti etis dan karena hal itu membawa tanggungjawab etis bagi para pelaku maupun pengelolanya.

            Diperlukannya kesadaran diri di dalam hati para anggota dalam sebuah perusahaan yang mau menerapkan etika di dalam bisnis agar tidak terjadi kecurigaan, kebohongan maupun kedustaan yang terjadi pada perusahaan itu nantinya, dan perlu diterapkan sanksi atau hukuman yang berat jika ada salah satu anggota yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun mampu berjalan dengan lancar dan baik sesuai tujuan di perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

(2021). Retrieved from Populix: https://info.populix.co/articles/etika-bisnis/

(2022). Retrieved from Populix: https://info.populix.co/articles/bisnis-adalah/

Durin, R. (2020). Arti Penting Menjalankan Etika dalam Bisnis. Valuta, 33-40.

Qothrunnada, K. (2022, April 25). Retrieved from detikFinance: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6049917/bisnis-pengertian-tujuan-jenis-dan-contohnya

Ramdhan, G. S. (2015). Etika Bisnis sebagai Strategi Bisnis Jangka Panjang dalam Era Bisnis Global dan Revolusi Teknologi Informasi. 35-78.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun