Mohon tunggu...
Belfa Yulita Nur Asifah
Belfa Yulita Nur Asifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43122010161 Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Program Studi: Manajemen Dosen Pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Etika Jawa Kuno Hubungan Dialektif Jagat Gumelar, Jagat Gumulung, dan Sadulur Papat Lima Pancer

6 April 2023   20:23 Diperbarui: 6 April 2023   20:27 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belfa Yulita Nur Asifah

43122010161

Prodi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mercu Buana

Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Dokpri
Dokpri

            Etika Jawa Kuna apabila dapat diartikan sebagai ilmu kehidupan, pelajaran hidup atau pandangan masyarakat Jawa pada zaman dahulu yang memang belum mengenal agama. Mereka hanya sebatas mengenal kebaikan dan kebajikan, serta hal baik dan buruk dalam kehidupan. Hal-hal tersebut menyangkut kepada diri sendiri, orang lain dan alam semesta.

            Masyarakat Jawa memahami istilah Jagat Gumelar (macro cosmos) dan Jagat Gumulung (micro cosmos) sebagai unsur-unsur pembentuk alam dan kehidupan. Jagat Gumelar dipahami sebagai alam semesta dan seisinya yang berupa matahari, bintang, bulan, laut, gunung, dan sebagainya, baik yang kasat mata maupun tak kasat mata. Dalam kata lain segala sesuatu pikiran yang berkaitan tentang hal-hal eksternal atau dunia luar. Dapat pula dikatakan sebagai ikatan-ikatan antar manusia yang memiliki bermacam kepribadian, yaitu kepribadian bumi, kepribadian geni (api), kepribadian banyu (air), dan kepribadian angin.

            Sedangkan Jagat Gumulung dipahami sebagai sekujur tubuh dalam diri manusia, termasuk sukma, bentuk fisik, pikiran, nasib, jiwa, dan sebagainya yang dengan kata lain segala pikiran tentang hal-hal internal kehidupan pribadi manusia. Jagat Gumulung ini dapat dikatakan sebagai kaitan antara unsur bumi, unsur geni (api), unsur banyu (air) dan unsur angin yang terletak pada segi internal kehidupan pribadi manusia.

            Istilah Sadulur Papat Lima Pancer sudah tidak asing bagi sebagian masyarakat Jawa. Secara bahasa, Sadulur Papat Lima Pancer memiliki arti empat saudara dan menjadi lima sebagai pusatnya. Sedangkan dalam paham Jawa, istilah tersebut memiliki arti bentuk kesatuan dalam wujud manusia ketika manusia itu lahir ke bumi.

            Istilah Sedulur Papat Lima Pancer memiliki dua arti, yaitu yang bersangkutan dengan alam semesta dan yang bersangkutan dengan diri sendiri. Dalam konteks alam semesta, Sedulur Papat memiliki arti empat arah mata angin (empat kiblat). Yaitu timur, barat, selatan dan utara. Sedang dalam konteks diri sendiri, berkaitan dengan semua yang dibawa manusia ketika dilahirkan di dunia, yaitu:

1. Kakang sawah

Merupakan istilah untuk air ketuban. Yang mana air ketuban ialah air yang membantu manusia untuk lahir ke bumi. Masyarakat Jawa menyebutnya dengan istilah Kakang, yang artinya kakak. Karena dalam proses melahirkan yang pertama kali keluar adalah air ketuban.

2. Adi ari-ari

Ialah sebutan untuk plasenta. Dalam bahasa Indonesia, Adi memiliki arti adik, yang merupakan sebutan ari-ari yang dikeluarkan setelah kelahiran seorang bayi.

3. Getih

Artinya darah, yang mana merupakan hal utama bagi ibu dan bayi. Ketika bayi di dalam kandungan, dilindungi oleh getih atau darah.

4. Puser

Atau pusar yang berarti tali plasenta. Hal ini memiliki maksud hubungan antara ibu dan bayi yang dihubungkan dengan tali pusar, sehingga membuat ikatan mereka semakin kuat. Tali pusar juga berfungsi menjaga kelangsungan hidup bayi karena sudah menyalurkan zat makanan dari ibu ke bayinya saat berada dalam kandungan.

5. Pancer

Memiliki arti wadah, atau diri sendiri. Hal ini merupakan pusat yang krusial ketika manusia dilahirkan ke bumi. Masyarakat Jawa yakin bahwasannya sebagai manusia harus menyelaraskan kelima hal tersebut agar dapat menjadi satu kesatuan yang utuh.

            Hubungan Jagat Gumulung dengan Sadulur Papat Lima Pancer ialah rasa syukur seorang manusia ketika dilahirkan ke dunia, memahami arti kelahirannya, serta perbuatan apa yang akan dilakukan kedepan semasa hidupnya.

            Jagat Gumelar memiliki kaitan dengan Sadulur Papat Lima Pancer. Hubungan tersebut ialah kehidupan manusia yang memiliki kaitan dengan alam semesta. Kaitan tersebut meliputi keputusan seseorang yang diambil dalam menjalani hidupnya.

Dokpri
Dokpri

           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun