Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Yakin yang Baik

17 Februari 2023   08:44 Diperbarui: 17 Februari 2023   08:46 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Yakin yang baik. Kalau tidak yakin yang baik, jangan maju. Sebaliknya, kalau yakin bahwa itu baik, mengapa ragu-ragu? Hidup tidak ragu-ragu itu karena yakin bahwa semua yang ada di depan itu baik. Semua di depan itu baik. Kenapa? Karena disiapkan oleh YANG MAHA BAIK. Mana mungkin YANG MAHA BAIK pasang ranjau untuk kita yang IA sayangi. Jadi hidup penuh keyakinan bahwa yang di depan itu baik, yakin yang baik ada di depan. 

Lalu sering ada yang tidak baik itu dari mana? 

NAFSU kita ingin yang baik saja. Hanya sering lewat  batas  sehingga yang baik jadi tidak baik lagi. Mau dapat uang. Jalan pintas. Rampas orang lain punya hak. Ini namanya yakin yang baik pada hal tidak baik. 

NALAR kita ini diberi TUHAN untuk yakin bahwa begitu banyak ha baik ada di depan kita. TUHAN sedia semua itu baik adanya. Kita keliru pilih yang tidak baik. Tipu sesama itu tidak baik. Tapi atur, main otak, perdaya sesama. Ini yang namanya pakai salah NALAR.  Akibatnya, yang baik jadi tidak baik.

Kita ada NALURI yang selalu suka menikmati yang baik. Ajak sesama untuk yakin yang baik dan nikmati yang baik, yah, itu yang namanya yakin yang baik. Ajak sesama yang terdekat atau yang jauh untuk hal yang tidak baik, dengan sendirinya yang terjadi, yang tidak baik itu. Ini bertentangan dengan kehendak dan rencana TUHAN YANG MAHA BAIK. Jadi sering terjadi yang tidak baik itu bukan dari orang lain, apa lagi dari TUHAN.  

NURANI kita selalu arahkan kita untuk yakin akan hal yang baik sehingga pikir, bicara dan buat yang baik saja. Tapi kalau arahan dari NURANI ini tidak diindahkan, dengan sendirinya yang tidak baik yang terjadi. Ini salah siapa? Diri kita sendiri. Jangan tuduh orang lain. Orang rencanakan yang tidak baik, kalau kita tidak ikut dan serahkan diri, maka kita luput dari yang tidak baik. 

Seluruh proses yakin yang baik ini adalah kerjasama antara empat unsur dalam diri kita manusia, NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Yakin yang baik ada di depan kita. Itulah hidup. SANG PEMBERI hidup mau yang baik saja untuk setiap kita ciptaan-NYA. Yakin, hakul-yakin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun