Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bentuk

19 September 2022   02:03 Diperbarui: 19 September 2022   06:38 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bentuk. Rupa-rupa bentuk dari alam di sekitar kita. Kita manusia pun ada rupa-rupa bentuk. Mulai dari bentuk wajah sampai ke bentuk tubuh pada umumnya. Tidak ada satu manusia pun yang sama persis bentuknya. Kita ada bentuk karena ada yang membentuk. Siapa? Dia, TUHAN. Dia Yang membentuk kita. 

Pertumbuhan adalah proses membentuk sampai ke taraf tidak berbentuk. Itulah roh. Malah roh pun adalah bentuk, bentuk roh. Kalau sudah sampai ke bentuk roh, maka tidak lagi dibentuk oleh Pembentuk karena Pembentuk, Dia, TUHAN, Yang adalah ROH Yang Kekal, Maha Sempurna, sudah menyatukan diri kita manusia dalam kebersamaan dengan Diri-Nya dalam keberadaan tanpa bentuk kecuali bentuk roh. 

Waktu itulah kita yang sudah berbentuk roh itu entah bahagia abadi atau celaka abadi sesuai amal-bakti kita di dunia ini. Proses ini kita percaya saja dan tidak ada gunanya untuk dibuktikan dengan akal-budi.

Kita manusia ada Nafsu yang diletakkan oleh Pencipta kita dalam bentuk yang kita miliki sekarang. Nafsu inilah yang sedang membuat diri pribadi kita bertumbuh dan memperoleh bentuk yang terus membentuk sampai ke saat tidak berbentuk. Proses membentuk untuk berbentuk mulai dari janin, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, tua, dituntun oleh Nalar dalam diri kita. 

Supaya bentuk kita itu tetap bertumbuh, Nalar kita memberi pencerahan untuk makan dan minum apa yang pantas untuk dimakan dan diminum. 

Sementara itu Naluri kita membimbing kita untuk ada bersama manusia yang lain untuk sama-sama memelihara dan mengolah alam sekitar guna bermanfaat untuk seluruh proses bentuk membentuk itu terjadi dan terus terjadi. 

Nurani dalam diri kita pun tampil untuk menyaring proses bentuk membentuk ini berkenan pada sesama dan Sang Pembentuk kita, TUHAN. 

Kegiatan proses bentuk-membentuk ini terjadi atas kerjasama dari empat unsur dalam diri kita, Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani.( 4N, Kwadran Bele, 2011).

Kita manusia, saya, anda, dia, kita dalam bentuk apa saja, jenis kelamin, warna kulit, ras, sedang membentuk dalam karya pembentukan dari Sang Pembentuk. Kita hidup bersama ini adalah proses saling membentuk yang harus sesuai dengan proses yang dikehendaki oleh TUHAN, yaitu saling membentuk dengan penuh hormat, sayang dan kasih  satu terhadap yang lain. 

Kalau itu yang terjadi maka proses pembentukan diri kita ini tidak akan ada perbenturan dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat di muka bumi ini. 

Ini yang seharusnya terjadi. Membentuk untuk berbentuk sampai kepada bentuk yang abadi dalam persatuan dengan ROH ABADI, TUHAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun