Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Huni

18 Maret 2022   06:18 Diperbarui: 18 Maret 2022   06:23 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Huni. Penghuni. Menghuni. Hunian. Ini berkaitan dengan tempat tinggal. Kita ini penghuni, menghuni Bumi dan Bumi jadi hunian. Bumi bahagian dari Dunia. Sesama penghuni harus saling menjaga dan sama-sama menata tempat hunian, tidak boleh saling mengganggu. Dunia bukan milik kita tapi diserahkan kepada kita oleh PENCIPTA untuk hidup dan saling menghidupkan.

Teringat saya akan ungkapan yang pernah saya ungkapkan dan sekarang saya lengkapkan: 4D, Darah + Dunia + Darma + Doa. 

Darah itu langsung erat melekat pada Nafsu. Asal tidak naik darah. Darah itu turunan, semua kita manusia ini sedarah. Kita menghuni bumi ini dengan Nafsu yang mendorong kita untuk menjaga dan menikmati hasil bumi yang kita huni.

Nalar kita erat berkaitan dengan Dunia, dalam arti lewat Nalar kita mengetahui, memahami dan mengalami seluk-beluk bumi ini sehingga kita tetap melihat segi baiknya dari tempat hunian. Nalar kita diberi TUHAN untuk bijak menghuni tempat hunian. Kita dilarang untuk mengobrak-abrik bumi dengan Nalar yang dikelabui tipu-daya dan akal bulus. Nalar menuntun kia untuk arif mengolah bumi dan mengenyam hasilnya. 

Naluri kita erat berkaitan dengan Darma, perbuatan, aksi, tindakan yang membangun diri dan sesama secara serentak tanpa mengabaikan peran kita masing-masing. Hidup ini menjadi Darma-bakti untuk sesama yang hasilnya kita nikmati bersama. Darma adalah karya bersama. Naluri dikurniakan TUHAN kepada kita manusia untuk huni bumi ini secara bersama tanpa saling menelantarkan satu sama lain. Ini sesuai Naluri. Saling sandar satu sama lain dalam menapaki bumi.

Nurani kita erat berkaitan dengan Doa, sujud-syukur pada PENCIPTA Yang mencipta tempat hunian kita. Bumi ada untuk dihuni secara damai, adil dan penuh kasih antara sesama kita dalam pelukan Kasih DIA, SANG MAHAKASIH. Bumi ada untuk dihuni dengan Nurani yang halus, tulus, kudus. Ini Amanat dari PEMILIK bumi yang menyiapkan tempat hunian ini dengan begitu lengkap dan indah.

 Melestarikan Dunia tempat yang kita huni ini adalah Darma kita, karena Dunia ini tempat tumpah Darah kita. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Perpaduan Darah, Dunia dan  Darma inilah yang kita padukan dalam DOA.  Perpaduan yang penuh makna, 4D: Darah, Dunia, Darma, Doa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun