Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tiga "D"

9 Maret 2022   10:33 Diperbarui: 9 Maret 2022   10:38 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga 'D'. Darah, Dunia, Doa. Saya merenung. Saya yakin, kita umat manusia ini satu. Heran bahwa kita sering saling mengganggu, saling menyusahkan. Dua anak kembar dalam gendongan mama. Dua-duanya saling mencakar. Pasti mama melarang, menegur dan mencium kedua-duanya sambil berbisik, 'Jangan'.

Darah. Manusia, saya, anda, dia, kita, satu. Satu karena ikatan Darah. Darah itu kehidupan. Kehidupan berasal dari PENCIPTA. Tidak ada satu manusia pun yang berasal dari yang lain selain PENCIPTA. Berarti kita satu asal, satu tujuan. Mau percaya atau tidak, tapi itulah kebenaran. Menyangkal, boleh. Tapi kebenaran tetap kebenaran. Kita se-Darah. Tidak boleh tumpahkan Darah sesama Manusia. Karena kita satu, satu dalam Darah.

Dunia. Namanya manusia, kita ada tempat untuk dihuni, itulah Dunia. Siapa pemilik dunia? PENCIPTA Yang kita sapa dengan berbagai Nama, ALLAH, TUHAN, THEOS, DEUS, GOD. Dia mengadakan Dunia untuk kita se-darah ini tempati, jaga, nikmati bersama. Memang aneh, ada yang kuasai tanah berhektar-hektar sedang ada yang tinggal di kolong jembatan. Ada yang tumpuk minyak goreng, hasil tanah ini di gudang-gudang sementara yang lain cuma rebus-bakar hasil kebun untuk dimakan. 

Doa. Hebatnya kita manusia ini tetap sembah PENCIPTA Yang Satu itu dengan DOA, Sembahyang. Aneh, ada yang sampaikan DOA kepada PENCIPTA  agar yang lain susah, mati, sendiri yang senang, hidup. Pasti doa seperti ini tidak berkenan pada TUHAN. 

Ternyata kita manusia ini menyatakan dan menyadari diri kita satu, lewat '4N': Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani. (Kwadran Bele, 2011). Kita manusia juga merusak persatuan ini lewat '4N' yang disalah-arahkan.

Nafsu untuk hidup ada dalam diri kita semua manusia. Dengan Nafsu kita harus saling menghidupkan, bukan mematikan. Nafsu yang tidak teratur, liwat batas, merugikan diri dan sesama yang se-darah, se-dunia yang sama-sama ber-doa ini.

Nalar kita ada untuk memahami dan mengolah dunia ini untuk kepentingan sesama sambil bersyukur pada PENCIPTA dalam Doa.

Naluri kita menyadarkan diri kita bahwa sesama manusia itu se-darah, se-dunia. Doa bersama adalah ungkapan Naluri untuk sama-sama berada dalam belas-kasih PENCIPTA.

Nurani kita membuat kita aman dan damai dalam merangkul teman se-darah yang berasal dan menuju PENCIPTA. Kita se-darah  dan se-Dunia. Ini hadiah dari DIA dan itu hanya bisa disadari oleh Nurani yang jernih dan murni.

Darah, Dunia, Doa menyatukan kita dan kita bersatu dalam tiga kenyataan ini, sadar se-Darah, tinggal di satu Dunia dan ber-Doa bersama menyembah SANG PENCIPTA. Hidup jadi indah dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun