Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Badan

5 Februari 2022   22:24 Diperbarui: 5 Februari 2022   22:26 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Badan dan jiwa. Dua sisi atau dua bahagian atau dua apa atau dua siapa? Inilah pertanyaan mendasar dalam uraian yang panjang lebah ini. Manusia terdiri dari jiwa dan badan. Yah, silahkan. Saya tidak persalahkan. Itu salah satu cara memahami diri kita manusia, dan bukan satu-satunya. 

Saya melihat dan meyakini manusia yang hidup secara nyata, yang terlihat dan terungkap dalam bentuk badan, tubuh, pribadi, orang, terdiri dari empat Unsur, Empat N yaitu: Nafsu+ Nalar+ Naluri + Nurani. Kita di dunia ini ditugaskan untuk hidup dalam keseimbangan antara empat unsur ini. Kalau salah satu unsur terlalu berlebihan oleh ulah manusia yang dengan tahu dan mau dalam kebebasan dengan tujuan merugikan diri dan sesama, maka itulah yang disebut dosa. Melawan kehendak TUHAN. Itu bukan karya badan atau karya jiwa. Bukan badan yang salah atau benar. Dan juga bukan jiwa yang salah atau benar. Manusia yang terdiri dari empat unsur itulah yang salah atau benar. Karya manusia. Utuh. Satu. Hidup di dunia ini adalah awal dan bahagian dari keabadian. Tidak terpisah. Fana berarti masih dibatasi oleh waktu dan tempat. Abadi, tidak lagi terbatas pada ikatan waktu dan tempat. Itulah yang disebut Surga untuk yang berlaku baik, hidp seimbang antara empat unsur, 4N. Yang salah gunakan empat unsur itu secara salah, nanti alami secara abadi keterpisahan dari YANG MAHA KUDUS. Kita berusaha untuk seimbangkan 4N dalam diri kita supaya alami 'Bahagia Abadi'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun