Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup dari Sudut Filsafat (32)

22 Maret 2021   19:12 Diperbarui: 22 Maret 2021   19:40 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup itu cari. Cari apa? Cari siapa? Yah, dua-duanya, cari apa dan cari siapa. Ada yang hilang sehingga perlu dicari? Tidak. Tidak ada yang hilang. Cari hal? Tidak. Cari hal itu tidak ada guna dan merugikan diri sendiri. Hidup ini bukan cari hal tapi cari yang lebih baik, lebih benar dan lebih bagus. 3B. Untuk itulah kita hidup, hidup cari dan terus cari dari saat ke saat. Apa yang kita cari dalam hidup ini? Yah, itu, tiga hal itu: yang baik, yang benar dan yang bagus, kebaikan, kebenaran, kebagusan atau keindahan. 

Nafsu ada dalam diri kita dan dorong kita untuk cari dan terus cari supaya senang. Nalar dorong kita untuk cari dan cari supaya puas. Naluri lebih lagi, buat kita gerak sana gerik sini untuk cari dan terus cari supaya gembira. Nurani yang paling aktif, pacu kita untuk cari dan terus cari supaya bahagia.  Empat keadaan ini yang kita cari: senang, puas, gembira dan bahagia. Perpaduan keempat-empatnya merupakan sasaran pencarian dalam hidup ini. (4N, Kwadran Bele, 2011). 

Dalam tradisi Eropa, burung hantu itu lambang orang pencinta  ilmu pengetahuan.  Burung hantu cari rezeki pada malam hari biar dalam gelap, matanya yang tajam mampu melihat sasarannya. 

Tradisi Eropa yang memakai burung hantu sebagai lambang pencaharian ilmu pengetahuan inilah yang dipakai di hampir semua Perguruan Tinggi dalam upacara wisuda sarjana, para wisudawan memakai toga/jubah hitam dan topi hitam menjunjung buku tertutup di atasnya diberi tali pembatas halaman buku. Rektor memindahkan tali itu lambang membuka buku ilmu yang tertutup dibuka untuk diabdikan kepada umum. Cari ilmu, cari pengetahuan. Hidup seorang sarjana itu cari ilmu.

Hidup itu cari dan cari sampai dapat. Siapa yang suruh cari? Siapa lagi kalau bukan DIA, PEMBERI hidup itu sendiri. Kita manusia ibarat burung hantu diberi mata jeli untuk lihat dan patuk butir-butir kebaikan, kebenaran dan kebagusan.   Hidup ini cari dan kumpul semua yang baik, benar dan bagus itu menjadi rangkaian kalung indah yang nantinya diserahkan kepada PENCIPTA kita pada saat akhir ziarah pencaharian di dunia ini. Ayo, cari dan terus cari tanpa henti. 

Saya, anda, dia, kita semua diharapkan cari yang baik, benar dan bagus saja. Hidup jadi indah toh. DIA beri hidup kepada  kita untuk itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun