Adakah generasi milenial yang tak tertarik menjadi selebgram? Siapakah di antara generasi zaman kekinian yang tidak ingin punya pengikut (follower) hingga mencapai angka ratusan ribu atau juta?
Barangkali banyak yang mengira bahwa orang biasa tidak mungkin menjadi selebgram. Dengan jumlah follower mencapai ratusan ribu, atau apalagi juta. Namun, jika mau cermat meneliti platform Instagram, pasti akan terkuak fakta yang sebaliknya.
Â
Yang pasti, saat ini untuk menjadi selebgram seseorang tidak harus lebih dulu menjadi petinggi negara. Tidak wajib menjadi tokoh agama. Tidak perlu menjadi bintang film. Apalagi menjadi teroris. Deretan akun berikut ini adalah contoh nyata. Bukti tak terbantah. Bahwa orang biasa, asalkan punya kemauan, bisa membangun jenama (persoal brand) sebagai selebgram yang punya pengaruh besar.
Rajin Main Kutip Bisa Membuat Mata Ribuan Follower Lupa Berkedip
Lihat apa yang dilakukan oleh pengelola akun quotecatalog ini. Seorang anak SMP pun barangkali tak akan mengalami kesulitan untuk melakukan apa yang dilakukannya. Sebab tak perlu keliling dunia untuk mengambil foto tempat-tempat eksotis. Tak perlu pula mendesain ilustrasi njelimet.
Cukup menyortir kutipan lisan atau tertulis para tokoh. Menyusunnya sebagai sederet huruf berwarna hitam. Menaruh barisan huruf itu di atas bidang putih. Lalu mengunggahnya ke Instagram. Secara rutin. Walhasil, ribuan penggemar (follower) rajin menyambangi akun tersebut untuk membubuhkan isyarat 'suka' (like) dan menuliskan komentar mereka.
Akun quotecatalog memang berbahasa Inggris. Bahasa dengan penutur terbanyak kedua di dunia (setelah bahasa China). Mungkinkah menggaet ribuan penggemar menggunakan kutipan berbahasa Indonesia? Tentu. Lihat saja sendiri. Jumlah penggemar akun parenting_islam.id yang berisi kumpulan poster kutipan dalam bahasa Indonesia berikut ini telah mencapai kisaran angka seratus ribu alias 100k.
Ada yang mengumpulkan kutipan dari banyak tokoh dan ada yang mengumpulkan kutipan dari seorang tokoh tunggal. Apakah mengutip lebih banyak tokoh lebih afdol? Belum tentu. Di Indonesia ada banyak orang yang membuat kumpulan kutipan khusus dari satu orang tokoh saja.Â
Dan di antara mereka yang lumayan banyak jumlahnya itu, sebuah akun bernama caknunquotes bahkan bisa menggaet sekitar 490 ribu penggemar setia (sekian kali lipat jumlah yang bisa didapat oleh akun kutipan dari banyak tokoh di atas).
Ketika Kucing (Bukan Singa) Bertahta di Istana Kerajaan Margasatwa
Orang yang tidak punya binatang kesayangan pasti kesulitan membayangkan bahwa kucing, anjing, burung, dan binatang piaraan lainnya, bisa menjadi selebgram. Akun cats_of_instagram yang berisi kumpulan foto dan video pendek para kucing sedang bergaya berikut ini memiliki lebih dari 10 juta penggemar (follower) setia yang bertebaran di berbagai belahan dunia.
Dan tak hanya itu. Orang bisa dibuat kelepek-kelepek bukan cuma oleh binatang nyata yang tingkah-polahnya serba menggemaskan. Binatang khayalan pun bisa menggaet jutaan penggemar (follower) setia. Seperti pada akun simonscatofficial yang berisi tayangan aneka kartun berikut ini. Poster-poster kartun itu menggambarkan seluk-beluk kehidupan manusia bersama si meong.
Menolak Daya Gugah Makanan yang Disajikan Begitu Indah Tidaklah Mudah
Pangan adalah salah satu kebutuhan pokok. Dunia kuliner tak akan pernah ada matinya. Selama masih ada manusia yang hidup, asap dapur bakal tetap rajin mengepul. Salah satu cara jitu menggaet pengikut (follower) tak lain memang dengan jalan rutin menawarkan resep masakan. Persis seperti yang dilakukan oleh pengelola akun kuliner_tutorial berikut ini.
Dalam kondisi kelaparan boleh jadi umumnya orang tak akan segan berebut bahan makanan. Bagaimana jika dalam kondisi sebaliknya? Ditawari gratis pun kemungkinan besar enggan menerima saat sedang kenyang. Akan tetapi, apabila tawaran itu disajikan seperti tayangan akun nutrition_planet berikut ini, masihkah orang bisa menahan air liur yang secara reflek mengucur deras di dalam mulut?
Berkat Ketekunan Jeprat-jepret Jutaan Follower Pun Tergaet
Instagram adalah media komunikasi yang dari semula dirancang untuk menonjolkan aspek visual. Keberadaan platform ini bagi fotografer dan videografer tentu tak ubahnya bagai keberadaan telaga bening bebas polusi bagi para ikan.
Instagram tidak pernah membedakan perlakuan terhadap foto karya fotografer pemula dan fotografer veteran. Sama saja. Jepretan kamera ponsel maupun hasil bidik kamera profesional diberi fasilitas tayang yang sama persis. Pada kiriman ke-3.219 akun awesome.photographers ini secara akumulatif telah berhasil mengumpulkan 2,1 juta pengikut. Sama sekali bukan jumlah yang sedikit.
Â
Â
Photoshop Memang Bisa Membuat Imajinasi Kian Sulit Dibedakan dari Kenyataan
Generasi milenial hidup di era serba mungkin. Apa yang dulu hanya bisa dikhayalkan dalam pikiran, dan hanya bisa disaksikan oleh si pengkhayal, sekarang bisa diwujudkan sebagai citra visual yang bisa dibagikan kepada orang lain.Â
Photoshop adalah salah satu piranti lunak yang memungkinkan untuk melakukan hal itu. Sebagaimana yang coba diperlihatkan oleh pengelola akun photoshop_editors_official berikut ini.
Bagaikan menyaksikan sulap. Yang bikin tuman itu. Ratusan ribu orang berbondong-bondong mengikuti akun Instagram milik Syahril Ramadan. Demi memuaskan ketagihan mereka untuk mendapatkan suguhan atraksi manipulasi gambar jagoan Photoshop dari Indonesia ini.
Syahril memamerkan kepada dunia kepiawaiannya mengoperasikan piranti lunak olah grafis melalui akun srdesignart. Karya-karyanya telah menjadi viral selama beberapa waktu.Â
Menunjukkan kemungkinan untuk membaurkan citra diri seseorang (siapapun) ke dalam citra diri orang lain yang sama sekali tak memiliki sangkut-paut nyata secara ruang dan tempo dengan dirinya. Membentuk citra baru. Sebuah ilusi. Nan indah. Dan menggelitik.
Photoshop, di tangan imajinatif Syafril, bisa membuat Obama mengecat dinding sesuai instruksi yang diberikannya di alam digital itu. Membuatnya bisa minta gendong Spiderman berayun di jaring laba-labanya. Dan nimbrung secara digital dalam sejumlah adegan film laga besutan sutradara Hollywood lainnya.Â
Juga menyedot jus bersama Christiano Ronaldo. Duduk di loteng tetangga untuk melakukan swafoto prewed bersama Cinta Laura Kiehl . Lalu membersamai Nissa Sabyan merayakan ultah yang ke-21. Dan seterusnya.
Setiap ilusi yang disajikan Safril memiliki daya paksa tinggi. Membuat sesiapa yang mengamatinya terperosok ke dalam dilema. Antara percaya dan tidak percaya bahwa citra yang sedang disaksikannya adalah tipuan mata belaka.
Pada akhirnya kebanyakan orang hanya mampu mengulum senyum. Terkekeh geli sendiri. Atau memuji. Tentu tetap ada beberapa yang bersikukuh memuaskan rasa iri dengan mengkritik atau memaki. Apapun bentuknya, semua itu sejatinya adalah ungkapan rasa hormat atas kesungguhan kerja yang telah ditunjukkan Syahril selama ini.
Mungkinkah Mendongkrak Daya Pikat Akun yang Baru Saja Lahir?
Boleh jadi ada yang baru terpikir untuk memulai. Atau ada yang telah memulai namun belum diseriusi. Dan lalu diam-diam bertanya. Mungkinkah mendongkrak daya pikat akun Instagram yang baru saja lahir?
Tentu saja. Akun-akun yang masih kinyis-kinyis, seperti misalnya akun forumparenting yang baru berisi 3 kiriman dengan 130 pengikut berikut ini, memiliki peluangnya sendiri untuk membuat jutaan orang antri menjadi penggemar setia. Nantinya. Jika diurus dengan benar, tentunya.
Pertanyaan intinya tentu saja adalah, andai memang ada jalan untuk membuat akun manusia lumrah menjadi selebgram, seperti apakah sebetulnya cara mengelola akun Instagram yang "benar" itu? Dengan kata lain, bagaimanakah cara melejitkan jumlah penggemar (follower) dari nol menuju ratusan, dari ratusan menuju ribuan, dan dari ribuan menuju jutaan?
Tanda tanya sebesar itu tentu mustahil dijawab dengan sepatah atau dua patah kata saja. Sebuah esai ringkas juga tak mungkin dipakai untuk mewadahi seluruh jawabannya. Namun tak perlu berkecil hati.Â
Di jagat internet telah bertebaran ribuan artikel dan para penerbit pun telah melansir ribuan buku. Â Untuk menjawab pertanyaan itu. Bahkan tulisan ini, dan serangkaian tulisan selanjutnya menyangkut tema ini, juga disusun demi menjawab pertanyaan tersebut.
Yang pasti, sebanyak apa pun jawaban yang akan kita temukan, semua itu tak akan punya banyak arti. Jika tidak kunjung ditindaklanjuti dengan praktek. Jika praktek itu tak pernah dievaluasi. Dan jika evaluasi itu tidak pernah ditindaklanjuti dengan revisi demi menghasilkan keluaran terbaik.
Gunungkidul, 30 Maret 2019 Â
Achmat Heri Dwijuwono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H