Proses aklimatisasi ditinjau menggunakan MLSS (berat biomassa lumpur aktif) dan reduksi COD. Gambar 4 yang meningkat menunjukkan bahwa mikroorganisme dapat bertahan hidup dengan mengalami pertambahan massa. Pada Gambar 5. menunjukkan proses biodegradasi berjalan stabil, hal ini berarti sudah teraklimatisasi.
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa DO lebih dari 2mg/L, sehingga memenuhi persyaratan hidup mikrobia. Semakin tinggi MLSS, maka semakin tinggi kebutuhan DO. Penambahan dosis enzim juga meningkatkan kebutuhan DO, karenanya diperlukan aerator untuk menambah DO di dalam lumpur aktif.
Gambar 5. Persentase reduksi COD dalam lumpur aktif dengan a) xilanase dan b) selulase
Berdasarkan Gambar 5, diketahui bahwa penambahan xilanase tanpa LA tidak banyak menurunkan COD. Karena reduksi COD masih kecil, senyawa hasil hidrolisis dari senyawa organik kompleks masih dideteksi sebagai COD. Selain itu, adanya lumpur aktif dan waktu tinggal lebih lama memungkinkan peningkatan reduksi COD. Konsentrasi MLSS 2000-4000 mg/L tidak menunjukkan peningkatan reduksi COD yang signifikan. Reduksi COD pada penambahan selulase tanpa lumpur aktif lebih tinggi  dibanding xilanase tanpa lumpur aktif. Penambahan dosis selulase meningkatkan reduksi COD. Selain itu, semakin lama waktu tinggal lumpur aktif, reduksi COD semakin meningkat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Enzim xilanase dan selulase dapat digunakan dalam meningkatkan efektivitas biodegradasi limbah cair pulp dan kertas.
2. Enzim xilanase dan selulase dapat ditambahkan ke dalam reaktor batchlumpur aktif.
3. Penggunaan enzim selulase lebih efektif dalam meningkatkan reduksi COD dalam air limbah dengan sistem lumpur aktif.