Mohon tunggu...
Ahmad Saepullah
Ahmad Saepullah Mohon Tunggu... -

Ilmu adalah tman setia sy,mmbaca trus mmbaca, bgitupun mnulis, adalah hobi sy yg baru (ditemukan)& sedang trus sy gali. \r\njd tukang nulis&tukangbuku(baca:"pengusaha")atau apapun nmnya lah, adalah 1 dr cit2 sy. \r\nBiarpun ga ada yg baca karya sy/beli buku2nya, sini.. sy lahap sndiri... wkwkk

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kiat/Tips&Trik Memilih Jurusan dan Profesi

12 September 2011   18:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:01 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

According the experience and my opinion:

- Tidak semua profesi yang dijalankan seseorang sesuai dengan jurusan yang dia pilih

- Tidak semua jurusan yang dipilih didasarkan pada minat dan bakat yang dimilikinya.

- Dan, tidak sedikit pula mahasiswa yang menyesal di pertengahan kuliah, karena merasa tidak cocok dengan jurusan yang dipilih.

- Sebagian diantaranya bertahan, dan sebagaian lainya memilih berpindah ke jurusan lain.

What the reason?

Banyak,, salah satunya adalah salah dalam memilih jurusan. Tentu kita tidak ingin mengalami hal seperti itu. Karena semuanya bisa berdampak ke kehidupan kita. Oleh karena itu ini bukan perkara mudah sebenarnya. Kita perlu semacam kiat2, jika kita sudah punya kiat2 sendiri untuk masalah ini, maka itu bagus. Jika belum coba baca tips berikut…

You Must Prepare For Success

Boleh dibilang memilih jurusan atau profesi sama seperti memilih pilihan hidup atau seperti juga memilih jodoh. Coba bayangkan saja jika dari awal sudah merasa ngga srek, maka tentu kita akan berat menjalani hubungan, dan jika dipaksakan, bisa jadi akan timbul dilema rumah tangga.

Oleh karena itu jangan gegabah atau bahkan cenderung pasrah karena semuanya tentu untuk masa depan kita nantinya, kecuali jika kita memang tidak punya visi dan cita2 untuk masa depan.

Sebuah ungkapan menyatakan, persiapan yang baik dan matang adalah 50% dari keberhasilan. Persiapkanlah dengan penuh perhitungan. Persiapkanlah semuanya dengan SANGAT SANGAT MATANG.

Beberapa tips berikut dalam memilih jurusan. Pure berdasarkan opini pribadi. So, belief or not, baca dulu saja, mudah2an bermanfaat.

1. Kenali Potensi

Semakin cepat kita temukan kelebihan dan potensi, akan semakin baik. Sekarang ini banyak tools yang bisa digunakan untuk melihat potensi seseorang. Namun bila kita bisa temukan sendiri tentu itu lebih baik.

Ingat bahwa

“Allah SWT tidak menciptakan kita dengan sia-sia” Jadi percaya lah “setiap orang itu punya potensi”.


Hanya saja ada yang cepat menemukannya ada yang lambat. Memilih jurusan yang sejalan dengan potensi, tingkat keberhasilannya akan sangat tinggi.

2. Jujur pada diri sendiri

Jika tadi kita telah menemukan potensi kita maka tahap selanjutnya adalah kebalikannya, yaitu kita harus coba temukan batas kemampuan kita, dan yang terpenting adalah jujur mengakuinya.

Tambahan sedikit dari ungkapan diatas.

“tidak ada manusia yang sempurna, tapi setiap manusia punya potensi dan kelebihan”.


Hal ini cukup penting fungsinya untuk meredam ambisi yang berlebihan. Jujur pada diri sendiri membuat belajar kita menjadi efektif dan tidak terlalu banyak mengkhayal yang aneh2 (catat ini ya…).

Maksudnya, ketika kita sadar batas kemampuan kita maka tentu kita akan menyesuaikan jurusan yg kita pilih sesuai dengan kemampuan kita tersebut. Sehingga pola belajar kita akan efektif dan tak perlu menambah jam belajar terlalu banyak yang tentunya bisa menyiksa tubuh kita.

Pikiran kitapun tidak akan terlalu disiksa dengan rasa takut tidak akan diterima. Karena kita yakin jurusan yang kita pilih sesuai dengan tingkat kemampuan kita sendiri.

Jika kita jujur pada diri sendiri, maka kalaupun kita ingin sedikit spekulasi kita akan memilih pilihan yang masih masuk akal & tidak terlalu mengkhayal, atau masih bisa kita usahakan.

3. Pilih sesuai minat dan Bakat

Saya sempitkan arti minat disini yaitu keinginan/rasa suka terhadap jurusan tsb, dan bakat maksudnya bakat alami/potensi. Akan sangat baik jika keduanya menyatu.

Artinya adalah anda memiliki bakat, dan minat yang sama. Contoh kasus :Usro punya bakat dalam berpidato, dan cekatan dalam berbicara, diapun sadar itu potensinya. Tapi disamping itu dia juga hebat dan jago dalam pelajaran kimia.

Dia berfikir jika dia menjadi seorang presenter/wartawan maka itu sejalan dengan bakat alaminya. Dia sudah membayangkan akan merasa enjoy menjalaninya. Walapun dia hebat dalam pelajaran kimia, tapi dia putuskan untuk tidak mengambilnya karena dikhawatirkan akan menyesal. Sebab dia merasa itu bukan potensi yang dia senangi/sukai.

Coba perhatikan contoh kasus diatas, walaupun usro punya 2 potensi, tapi dia bandingkan dan sesuaikan pula dengan minatnya. Mana yang lebih disenanginya.

Bagaimana jika yang terjadi sebaliknya. Artinya minat kita banyak, tapi kita sadar kemampuan kita terbatas. Masalah ini yang paling terjadi sesungguhnya.

Kemampuan kita sebenarnya bisa di upgrade. Percayalah, namun perhatikan waktu batas ujian tsb, jika sekiranya waktu kita masih cukup untuk bisa kita usahakan coba terus usahakan, jangan menyerah. Sebaliknya jika dirasa kurang maka coba amati lagi  ke poin 2 (please re read ya..).

4. Cari Informasi Jurusan Secara Lengkap

Dalam memilih jurusan, informasi berperan SANGAT BESAR. Saya tekankan sekali lagi jika kita tidak ingin salah pilih jurusan, jangan malas mencari informasi !

Contoh kasus: Amin, punya 2 kakak yang sama2 terbilang telah sukses. Satu beprofesi sebagai guru dan yang satu sebagai wartawan salah satu stasiun televisi. Kakaknya yang pertama menjelaskan, “kalau menjadi guru itu enak”, karena dijamin dengan gaji rutin bahkan sampai pensiun, sehingga tidak perlu pusing dengan masa pensiun. Kakaknya yang satu lagi menjelaskan bahwa “menjadi wartawan adalah pekerjaan yang paling asyik”, bisa jalan2, tidak ketinggalan informasi, dan tentunya bisa tampil di Televisi.

Selain itu keduanya pun memberikan informasi2 lain yang berkaitan dengan profesi2 tersebut. Seputar universitas2nya, proses kuliahnya, biaya hidup, link, sampai cerita tentang kesan2 selama menjadi mahasiswa di jurusan tersebut.

Ketika dijelaskan begitu maka besar kemungkinan Amin akan interest ke-keduanya, sehingga dia jadikan itu jurusan yang akan dia pilih. Dia tidak begitu tertarik menghiraukan penjelasan teman2nya yang memilih jurusan lain. Padahal sesunguhnya tentu masih banyak jurusan yang sama prospektifnya bahkan lebih.

Hal ini terjadi karena informasi terlengkap yang di dapatkan Amin hanya profesi itu saja, lebih-lebih diapun mempunyai contoh nyata (kedua kakanya) yang ternyata sudah sukses di bidang tersebut.

Jadi semakin lengkap informasi yang didapatkan maka kita akan lebih mantap untuk tetap pada pendirian kita. Sehingga kita tidak akan banyak terpengaruh dan mudah goyah oleh orang lain.

Sekarang coba bayangkan kamu mempunyai saudara atau tetangga seorang mahasiswa lulusan Jepang. Suatu hari kamu berbincang dengannya, dan diapun ceritakan semuanya tentang masa kuliahnya, bagaimana proses masuknya, proses perkuliahannya, dan segala hal lainya. Setelah mendengarkan, boleh jadi kamu akan tertarik, dan mungkin berkata dalam hati “oh begitu ya, sepertinya saya juga mampu, kalau begitu saya akan coba”.

Semakin banyak informasi, semakin banyak alternative pilihan yang bisa kita cocokan dengan minat dan bakat kita.

5. Buat Alternatif Pilihan Jurusan

Contoh kasus: Beri sangat berambisi ingin masuk teknik kimia, dia hanya focus pada 1 jurusan tersebut karena dia merasa mampu untuk tembus. Dalam formulir ujian dia tetapkan pilihan 1 dan 2 jurusan teknik kimia namun dengan universitas yang berbeda. Saat diumumkan ternyata keduanya tidak diterima. Padahal dia sebenarnya termasuk anak pintar, kalau saja dia pilih alternative lain yang punya grade setingkat lebih rendah kemungkinannya sangat besar untuk diterima.

Jadi coba buat pilihan jurusan lain yang setingkat lebih rendah dengan catatan itupun jika pilihan pertama kita dirasa ragu untuk bisa tembus. Coba ikuti try out secara rutin untuk mengukur sejauh mana kemampuan kita.

6. Diskusikan dan Konsultasikan dengan Orang tua

Tidak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa orang tua yang membatasi atau bahkan tidak setuju dengan pilihan jurusan/keinginan anaknya. Oleh karena itu kita perlu sharing-kan dengan orang tua tentang apa yang kamu inginkan dan orang tua inginkan. Ini pula manfaat lain jika kita punya informasi lebih. Kita bisa menjelaskan kepada orang tua tentang jurusan yang akan kita pilih, karena boleh jadi orang tua kita tidak setuju karenakan kurang mendapatkan informasi, atau informasi yang didapatkan salah.

Nah selamat belajar bijak dan berfikir keras untuk masalah ini. Jangan sampai deh kita sia-siakan waktu, tenaga dan biaya hanya karena dari awal kita sudah salah langkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun