* Kenali Kapan Membutuhkan Bantuan Profesional.
Jika kita merasa masalah kita terlalu berat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog. AI bukan pengganti terapi profesional.
* Pertahankan Hubungan Nyata.
Jangan biarkan kenyamanan berbicara dengan AI membuat kita menghindari hubungan dengan manusia.
 AI, Sahabat atau Sekedar Penghibur?
Kehadiran AI sebagai teman curhat adalah bukti bagaimana teknologi bisa menjadi alat yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan mental. Namun, di sisi lain, ada risiko besar ketika kita terlalu mengandalkan teknologi ini, terutama jika itu membuat kita semakin jauh dari hubungan manusia yang sesungguhnya.
Pada akhirnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan koneksi nyata. AI bisa menjadi pendukung, tapi jangan sampai menggantikan kehangatan, empati, dan cinta dari sesama manusia. Jadi, sebelum kita terlalu nyaman curhat ke AI, ingatlah bahwa tidak ada teknologi yang bisa menggantikan pelukan hangat atau senyuman tulus dari teman atau keluarga.
Bagaimana menurut sahabat kompasiana? Apakah AI teman curhat ini membantu atau malah membuat kita makin kesepian?
Salam literasi
F. Dafrosa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H