Seorang teman pernah bercerita tentang ibunya. Wanita itu adalah seorang penjual gorengan di pinggir jalan. Setiap pagi, ia bangun pukul empat, menyiapkan adonan, lalu berjualan hingga larut malam. Temanku sering merasa malu pada masa kecilnya karena ibunya hanya seorang "penjual gorengan."
Namun, setelah dewasa, ia menyadari sesuatu yang penting. "Ibuku adalah orang yang paling hebat," katanya. "Karena gorengan itulah aku bisa menyelesaikan kuliah. Karena tangan yang penuh minyak itulah, aku bisa berdiri di sini hari ini sebagai seorang dokter."
Kisah ini bukan cerita yang asing. Setiap ibu memiliki perjuangan masing-masing. Dan sering kali, kita tidak melihatnya sampai kita cukup dewasa untuk memahami.
Mengapa Kita Harus Mengingat Ibu Lebih Sering?
Hari Ibu bukan hanya tentang memberi ucapan atau hadiah. Itu adalah pengingat bagi kita untuk kembali merenungkan: kapan terakhir kali kita benar-benar mengucapkan terima kasih kepada ibu? Kapan terakhir kali kita memeluknya, bukan hanya karena momen tertentu, tetapi karena kita ingin ia tahu bahwa ia adalah orang yang paling berarti dalam hidup kita?
Kadang, ibu tidak meminta banyak. Ia hanya ingin mendengar kabar darimu, melihatmu sehat, atau mungkin duduk bersamamu sambil berbincang ringan. Sering kali, hal-hal kecil seperti itu jauh lebih berarti daripada hadiah mahal yang kita pikir akan membuatnya bahagia.
Menuliskan Kenangan tentang Ibu
Jika kamu diminta menulis surat untuk ibumu hari ini, apa yang akan kamu tulis? Apakah kamu akan meminta maaf atas semua kenakalanmu dulu? Atau mungkin kamu akan mengucapkan terima kasih karena ia selalu ada untukmu?
Bayangkan jika surat itu adalah yang terakhir yang bisa kamu tulis untuknya. Apakah kamu akan merasa puas dengan apa yang telah kamu ungkapkan, atau kamu justru merasa ada begitu banyak hal yang belum sempat kamu katakan?
Sebuah Pesan untuk Ibu, dan Untuk Kita Semua
Hari Ibu seharusnya menjadi momen untuk lebih dari sekadar perayaan. Ini adalah momen refleksi. Bagaimana kita memperlakukan ibu setiap hari? Apakah kita sudah cukup menghargai setiap peluh yang ia keluarkan demi kita?