Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Buku vs Film: Haruskah Kita Membaca Sebelum Menonton?

26 November 2024   21:34 Diperbarui: 27 November 2024   22:41 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial Harry Potter | harrypotter.fandom.com

Pernahkah sahabat kompasiana bingung harus membaca buku dulu atau langsung nonton filmnya? 

Pertanyaan itu sering muncul, terutama saat adaptasi film dari buku terkenal sedang ramai diperbincangkan. 

Sebagian orang bersikeras bahwa membaca buku lebih dulu adalah pengalaman yang lebih lengkap, sementara yang lain merasa menonton film lebih efisien. 

Jadi, mana yang lebih baik? Haruskah kita membaca sebelum menonton, atau cukup nikmati filmnya saja?

Kekuatan Buku: Imajinasi Tanpa Batas

Membaca buku itu seperti memiliki kanvas kosong. Kata-kata yang ditulis oleh penulis menjadi panduan, tetapi imajinasimu yang memberikan warna. Kita bisa membayangkan karakter, latar, dan emosi sesuai interpretasi kita sendiri. Tidak ada batasan visual yang ditentukan oleh sutradara atau tim produksi.

Contohnya, dalam novel Harry Potter and the Sorcerer's Stone karya J.K. Rowling, pembaca diberikan detail yang kaya tentang dunia sihir Hogwarts. Kita bisa membayangkan seperti apa ruang makan megah Hogwarts, suara gesekan bulu pena di atas perkamen, atau ekspresi Severus Snape yang dingin. 

Saat buku ini diadaptasi menjadi film, banyak penggemar merasa puas karena visualnya hampir mendekati imajinasi mereka. Tapi ada juga yang kecewa karena beberapa detail, seperti hubungan mendalam Harry dengan karakter minor, terpaksa dipotong.

Di sinilah kekuatan buku terasa: kita bisa menikmati setiap lapis cerita tanpa terburu-buru atau dibatasi durasi seperti dalam film.


Keunggulan Film: Visual yang Memukau

Namun, film juga memiliki daya tarik yang tidak dimiliki buku. Film membawa cerita ke level yang lebih nyata dengan bantuan visual, musik, dan akting para pemain. Film mampu memadatkan cerita panjang menjadi pengalaman yang dapat dinikmati dalam waktu singkat.

Ambil contoh The Lord of the Rings, trilogi film arahan Peter Jackson yang diadaptasi dari novel legendaris karya J.R.R. Tolkien. Dengan durasi yang panjang sekalipun, film ini masih harus menyederhanakan alur cerita yang kompleks. Tetapi siapa yang bisa melupakan pemandangan epik seperti ladang Rohan, atau adegan pertarungan di Helm's Deep yang membuat kita terpaku?

Bagi sebagian orang, menonton film adaptasi seperti ini bahkan menjadi pintu masuk untuk membaca bukunya. Tidak sedikit yang baru tertarik membaca setelah melihat bagaimana cerita tersebut divisualisasikan dengan luar biasa.

Kekecewaan Adaptasi: Saat Film Tidak Sebanding dengan Buku

Sayangnya, tidak semua film adaptasi berhasil memenuhi ekspektasi penggemar buku. Salah satu contoh yang sering disebut adalah adaptasi film Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief. 

Banyak pembaca setia Rick Riordan merasa kecewa karena film ini dianggap terlalu menyimpang dari materi aslinya. Plot yang diubah drastis, karakter yang tidak sesuai dengan deskripsi dalam buku, hingga hilangnya elemen-elemen penting membuat film ini tidak diterima dengan baik oleh para penggemar.

Hal ini sering terjadi karena keterbatasan waktu dan kebutuhan untuk menjadikan cerita lebih "ramah" bagi audiens umum. Sebuah buku bisa memiliki ratusan halaman untuk membangun cerita, tetapi film harus menyingkatnya menjadi 2-3 jam saja. Hasilnya? Banyak detail yang terpaksa dikorbankan.

Apakah Harus Membaca Sebelum Menonton?

Jawaban untuk pertanyaan ini sebenarnya sangat subjektif. Beberapa orang merasa bahwa membaca sebelum menonton memberikan pengalaman yang lebih memuaskan karena mereka bisa memahami cerita dengan lebih mendalam. Ada rasa puas tersendiri saat melihat adegan favorit kita di buku hidup di layar lebar, lengkap dengan efek visual yang menakjubkan.

Namun, ada juga yang berpendapat sebaliknya. Mereka memilih menonton film lebih dulu agar tidak terganggu oleh ekspektasi yang mungkin terbentuk saat membaca buku. Dengan cara ini, mereka bisa menikmati film sebagai karya terpisah tanpa membandingkan terlalu banyak dengan versi aslinya.

Kasus-Kasus Menarik: Membaca atau Menonton Lebih Dulu?

Game of Thrones (George R.R. Martin) Serial ini menjadi fenomena global, tetapi banyak penggemar yang mengeluhkan bagaimana musim terakhirnya terasa terburu-buru. Sebagian penggemar setia buku memilih membaca dulu karena cerita dalam novelnya lebih rinci dan memiliki alur yang lebih memuaskan. Namun, ada juga yang baru membaca bukunya setelah menikmati serialnya.

The Hunger Games (Suzanne Collins) Dengan visualisasi yang menawan, trilogi film ini menarik banyak penonton, bahkan mereka yang belum membaca bukunya. Namun, pembaca setia novel mungkin merasa beberapa momen emosional, seperti perjuangan Katniss di distrik, kurang terasa karena tidak mendapatkan cukup waktu di layar.

The Fault in Our Stars (John Green) Dalam kasus ini, banyak yang merasa filmnya berhasil menangkap esensi cerita dari buku. Baik pembaca buku maupun penonton film setuju bahwa kisah cinta Hazel dan Gus tetap menyentuh hati, baik melalui halaman maupun layar.

Mana yang Harus Kamu Pilih?

Apakah kita harus membaca dulu atau menonton filmnya? Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jika kita ingin memahami cerita lebih mendalam dan menikmati detail-detail kecil yang sering hilang di film, maka membaca buku adalah pilihan yang tepat. Namun, jika kita lebih suka pengalaman visual yang langsung memikat, menonton film mungkin lebih cocok.

Hal yang paling jelas, baik membaca maupun menonton, keduanya memberikan pengalaman yang unik. Alih-alih memandangnya sebagai kompetisi, mengapa tidak mencoba keduanya? Baca bukunya untuk menikmati detail cerita, lalu tonton filmnya untuk melihat bagaimana cerita itu dihidupkan dalam layar.

Bagaimana dengan sahabat kompasiana? Apakah termasuk tim baca buku dulu atau tim nonton film dulu? 

Salam literasi

F. Dafrosa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun