Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenalkan Kembali Nilai-Nilai Sumpah Pemuda di Sekolah: Kurikulum atau Ekstrakurikuler?

28 Oktober 2024   16:46 Diperbarui: 28 Oktober 2024   17:12 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pramuka, misalnya, mengajarkan siswa pentingnya kerja sama, kepemimpinan, dan kesetiaan kepada negara. Melalui kegiatan Pramuka, siswa tidak hanya belajar tentang sejarah, tetapi juga menerapkan nilai-nilai persatuan dalam praktik. Paskibra juga mengajarkan nilai cinta tanah air melalui kedisiplinan dan penghormatan terhadap simbol-simbol negara.

Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis budaya, seperti seni tari, musik tradisional, atau teater, juga bisa menjadi media untuk mengenalkan dan merayakan keberagaman budaya. Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya memahami konsep keberagaman secara teori, tetapi juga merasakan pengalaman langsung berinteraksi dengan budaya lain.

Metode Kreatif untuk Menanamkan Nilai Sumpah Pemuda

Jika kita ingin nilai Sumpah Pemuda benar-benar melekat pada siswa, kita harus kreatif dalam menyampaikan pesannya. Selain melalui kurikulum dan ekstrakurikuler, ada beberapa metode yang bisa digunakan:

1. Diskusi dan Debat Tematik: Mengadakan diskusi tentang isu-isu kebangsaan, seperti toleransi antar umat beragama atau keberagaman budaya. Siswa bisa diajak berdiskusi dan berdebat, sehingga mereka dapat memahami pentingnya Sumpah Pemuda dalam konteks kekinian.

2. Workshop Budaya Antar-Suku: Mengundang narasumber dari berbagai latar belakang budaya untuk berbagi cerita dan pengalaman. Workshop ini dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap keberagaman yang ada di Indonesia.

3. Proyek Sosial: Melibatkan siswa dalam proyek sosial yang berkaitan dengan masyarakat sekitar, seperti mengadakan bakti sosial atau acara kebudayaan di lingkungan sekolah. Kegiatan ini menumbuhkan rasa kepedulian dan tanggung jawab sosial.

4. Simulasi Peran Sejarah: Mengajak siswa untuk memerankan tokoh-tokoh bersejarah dalam drama atau pementasan yang menggambarkan peristiwa Sumpah Pemuda. Melalui simulasi ini, siswa tidak hanya belajar sejarah, tetapi juga merasakan semangat perjuangan para pemuda di masa lalu.

Tantangan dalam Mengintegrasikan Nilai Sumpah Pemuda

Mengintegrasikan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam pendidikan tentu tidak mudah. Beberapa tantangan yang kerap dihadapi antara lain:

- Minimnya Waktu di Kurikulum: Banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari seringkali membuat guru kesulitan mengalokasikan waktu untuk pembahasan nilai-nilai kebangsaan.
- Pengaruh Budaya Asing: Terbuka lebarnya akses terhadap informasi global kadang membuat siswa lebih mengenal budaya luar dibandingkan budaya lokal. 
- Keterbatasan Sumber Daya: Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler yang efektif, terutama sekolah-sekolah di daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun