Sudah pukul tujuh pagi, dan seperti biasa, aku berusaha multitasking---nyuapin Nisa yang masih kelas satu SD sambil mengayun-ayun si Bima di stroller. Pagi itu, layar TV menampilkan berita soal reshuffle kabinet, yang buatku lebih menarik ketimbang sinetron pagi.Â
"Eh, itu Menteri Pendidikan bakal diganti lagi, lho, Nis. Gimana tuh nasib buku pelajaran kamu?" tanyaku sambil mengarahkan sendok berisi nasi ke mulutnya.
Nisa hanya melirik sekilas, lalu lanjut melahap nasi sambil asik dengan pensil warna-warni di depannya. Ya sudah, kayaknya Nisa lebih tertarik sama gambar unicorn-nya daripada prediksiku soal menteri.
Di grup WhatsApp komplek, sudah ramai percakapan para ibu-ibu. Aku mengetik cepat, tanpa melepas pandangan dari layar TV.
_"Ibu-ibu, aku feeling nih, yang jadi Menteri Kesehatan nanti bisa jadi si Prof. Tono dari UI. Kayaknya lebih cocok, soalnya dia perhatian banget sama kesehatan ibu dan anak."_
Pesanku langsung disambut komentar-komentar lucu.
_"Wih, Bu Laila, kapan masuk dunia politik nih?"_
_"Aduh, Bu Menteri prediksi siapa lagi nih yang mau diganti?"_
Aku nyengir sendiri. Mereka mungkin pikiranku ini cuma "tebakan buah manggis." Aku paling senang, kalau sedang menonton berita, iseng nebak-nebak siapa yang bakal jadi pejabat baru. Sebenarnya aku punya sedikit 'bocoran' dari adik sepupu suamiku, yang kerja di salah satu kementerian. Tapi cuma sedikit sih, kebanyakan aku memang suka tebak-tebakan ala "manggis" ini. Â
TING!
Pesan baru masuk dari Bu Yani. Katanya, "Laila, coba deh kamu yang jadi menteri, kan lebih tahu apa yang ibu-ibu butuhkan! Haha."