Apakah Hard Skills Masih Relevan?
Meskipun soft skills semakin penting, hard skills tetap menjadi landasan utama untuk memasuki dunia kerja. Kemampuan teknis masih menjadi kebutuhan pokok, terutama di bidang-bidang yang membutuhkan kompetensi khusus seperti teknologi informasi, ilmu data, dan teknik.Â
Namun, tren menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya mencari individu yang "pintar" dalam bidang teknis, tetapi juga yang mampu memadukan hard skills dengan soft skills. Keduanya diharapkan berjalan seimbang untuk menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Bagaimana Cara Mengasah Soft Skills?
Banyak cara bagi pekerja muda untuk mengasah soft skills, antara lain:
Mengikuti Pelatihan atau Kursus: Saat ini, banyak pelatihan pengembangan diri yang dirancang untuk memperkuat kemampuan soft skills. Contohnya, kursus komunikasi efektif, manajemen waktu, dan kepemimpinan.
 Â
Mengambil Bagian dalam Proyek Tim: Terlibat dalam proyek kelompok atau tim akan memperkuat kemampuan bekerja sama dan komunikasi.
 Â
Belajar dari Pengalaman: Pengalaman kerja atau bahkan interaksi sehari-hari bisa menjadi media untuk meningkatkan soft skills.
Perusahaan Mana yang Lebih Memprioritaskan Soft Skills?
Banyak perusahaan besar dan perusahaan rintisan (startup) yang kini lebih mengutamakan soft skills. Google, misalnya, pada tahun 2013 melakukan penelitian internal yang disebut "Project Oxygen" untuk mengidentifikasi apa yang membuat seorang manajer sukses. Hasilnya mengejutkan:Â
keterampilan teknis bukanlah faktor utama. Sebaliknya, kualitas seperti mendengarkan, empati, dan kemampuan untuk membantu mengembangkan timlah yang paling penting
Keseimbangan yang Dibutuhkan: Apa yang Harus Dipersiapkan Pekerja Muda?
Perusahaan masa kini mencari individu dengan keseimbangan hard dan soft skills. Oleh karena itu, bagi pekerja muda yang ingin berhasil di dunia kerja, penting untuk mengasah keduanya. Hard skills mungkin membantu mendapatkan pekerjaan, namun soft skills adalah kunci untuk sukses dalam jangka panjang.