Seperti yang kita ketahui di era modern yang penuh tantangan keuangan, literasi keuangan menjadi salah satu keterampilan hidup yang sangat penting. Sayangnya, keterampilan ini sering kali baru dipelajari setelah seseorang menghadapi masalah keuangan, yang bisa jadi terlambat untuk memperbaiki pola buruk yang sudah terlanjur terbentuk. Untuk mencegah hal ini, pendidikan literasi keuangan sebaiknya diperkenalkan sejak dini, bahkan sejak usia balita. Lalu, kapan sebenarnya anak mulai siap belajar tentang uang, dan bagaimana cara yang tepat untuk mengajarkannya?
Mengapa Literasi Keuangan Perlu Dikenalkan Sejak Dini?
Pengetahuan keuangan yang sehat tidak datang secara alami. Seperti keterampilan lainnya, ini adalah keterampilan yang perlu dipelajari, dilatih, dan dipraktikkan. Memahami konsep dasar seperti menabung, membedakan kebutuhan dan keinginan, serta pentingnya mengelola uang, dapat membantu anak-anak mengembangkan sikap yang lebih bijaksana dalam menggunakan uang mereka di masa depan.
Mengutip dari data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada 2022 tingkat literasi keuangan Indonesia baru mencapai 49,68% dari populasi. Artinya, lebih dari separuh masyarakat masih belum memiliki pemahaman yang cukup mengenai keuangan. Jika edukasi finansial diberikan sejak dini, diharapkan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia dapat meningkat secara bertahap.
Usia 3-5 Tahun: Saatnya Mengenal Konsep Sederhana tentang Uang
Pada usia 3 hingga 5 tahun, anak-anak sudah dapat memahami konsep-konsep dasar tentang uang. Di usia ini, pengenalan keuangan bisa dimulai dari hal-hal sederhana. Orang tua dapat mulai dengan memperkenalkan uang koin atau uang kertas, serta mengajarkan konsep menabung. Misalnya, anak bisa diajari untuk menabung uang saku dalam celengan, yang kemudian dapat mereka gunakan untuk membeli mainan yang diinginkan. Metode ini tidak hanya memperkenalkan konsep menabung, tapi juga mengajarkan anak pentingnya kesabaran dan usaha untuk mencapai sesuatu.
Sebuah studi menunjukkan bahwa kebiasaan keuangan seseorang sudah mulai terbentuk sejak usia 7 tahun. Oleh karena itu, memperkenalkan konsep dasar ini sebelum anak berusia 7 tahun dapat membantu mereka membentuk kebiasaan yang lebih baik.
Usia 6-8 Tahun: Belajar Membedakan Keinginan dan Kebutuhan
Pada usia sekolah dasar, anak mulai bisa membedakan antara apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka butuhkan. Orang tua bisa mengajarkan bahwa tidak semua hal yang mereka inginkan harus dibeli, dan ada baiknya memprioritaskan kebutuhan dibandingkan keinginan.
Di usia ini, anak bisa diperkenalkan pada pengalaman praktis. Contohnya, ketika mereka ingin membeli sesuatu, ajak mereka untuk membuat daftar barang yang diinginkan dan dibutuhkan. Hal ini membantu anak memahami prioritas dan mempertimbangkan dengan lebih matang sebelum mengambil keputusan keuangan. Mengutip dari studi The Journal of Economic Psychology, anak yang diajari cara membedakan keinginan dan kebutuhan lebih cenderung tumbuh menjadi individu yang mampu mengontrol pengeluaran mereka.