Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tantangan Menulis 30 Hari: Sulut Semangat Literasi Generasi Digital

2 Oktober 2024   17:18 Diperbarui: 2 Oktober 2024   17:21 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Semua harus ditulis, apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting, tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna - Pramoedya Ananta Toer

Sebagai seorang guru, salah satu tanggung jawab terbesar saya adalah membantu siswa meningkatkan kemampuan literasi mereka, khususnya dalam keterampilan menulis. Di era digital seperti sekarang, menulis tidak hanya sebatas kemampuan akademis, tetapi juga menjadi cara penting bagi siswa untuk mengasah kreativitas dan pemikiran kritis mereka di platform yang lebih luas. Salah satu upaya saya dalam mendorong minat menulis adalah dengan memberikan tantangan kepada siswa untuk menulis selama 30 hari di platform Kompasiana. Tantangan ini saya berikan kepada siswa kelas 7 hingga kelas 9, dengan satu tujuan sederhana, yaitu meningkatkan literasi menulis mereka melalui pengalaman langsung di platform media digital. 

Mengapa Kompasiana?

Ketika saya pertama kali mengenalkan Kompasiana kepada siswa, mereka antusias. Saya menjelaskan bagaimana platform ini menjadi wadah yang ideal untuk berbagi tulisan, opini, atau cerita mereka. Tidak hanya sekadar media sosial, Kompasiana memberi kesempatan bagi siswa untuk menampilkan tulisan mereka ke khalayak yang lebih luas dan beragam. Dari kategori "Lyfe" hingga "Fiksiana", anak-anak dapat memilih bidang yang mereka sukai.

Lalu saya juga menyampaikan bahwa mereka akan mendapatkan apresiasi berupa reward saldo GoPay langsung dari Kompasiana jika tulisan mereka memenuhi kriteria, semangat mereka semakin meningkat. Apalagi, saya menambahkan, siswa yang berani menerima tantangan, konsisten menulis selama 30 hari, dan menunjukkan komitmen yang tinggi akan diberi nilai 100 sebagai bentuk apresiasi tambahan dari saya. Hal ini tentu saja menjadi motivasi besar bagi mereka.

SATULIS: Komunitas Menulis yang Dibentuk

Tidak hanya berhenti di situ, saya juga memfasilitasi mereka dengan membuat grup WhatsApp baru yang diberi nama SATULIS (Satu Hari Satu Tulisan). Grup ini berfungsi sebagai ruang diskusi, motivasi, dan tempat mereka membagikan link tulisan yang telah diunggah di Kompasiana. Sebanyak 20 lebih siswa aktif membagikan link tulisan mereka di grup ini dan setiap harinya, saya melihat berbagai ide cemerlang yang dituangkan dalam tulisan mereka. 

Mereka bebas memilih kategori yang mereka sukai, dari cerita fiksi hingga refleksi personal dalam kategori Lyfe, maupun tulisan bertema inovasi. Saya terharu melihat semangat mereka yang begitu besar untuk menuangkan ide, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan. Tantangan ini bukan hanya sekedar latihan menulis, tetapi juga melatih mereka untuk berpikir lebih kritis, kreatif, dan tentunya lebih konsisten dalam menulis.

Semangat yang Menginspirasi

Hal yang lebih membanggakan lagi, beberapa tulisan mereka masuk dalam artikel **terpopuler** di Kompasiana, bahkan ada yang mendapatkan label sebagai **artikel pilihan**. Ini adalah pencapaian luar biasa yang tidak hanya membanggakan mereka, tetapi juga memotivasi siswa lain untuk terus menulis dan berkarya.
Ini adalah bukti nyata bahwa tulisan-tulisan mereka mendapat apresiasi dari pembaca yang lebih luas.

Namun, saya selalu mengingatkan kepada mereka bahwa tantangan ini bukan hanya soal **mendapatkan rewards**, tetapi juga sebagai kesempatan untuk **belajar lebih berani, kreatif, dan kritis**. Menulis adalah bentuk komitmen dan konsistensi. Tantangan ini diharapkan bisa menjadi langkah awal bagi mereka untuk mencintai proses menulis dan terus mengasah keterampilan literasi mereka bukan hanya sekadar untuk memenuhi tugas sekolah, tapi juga menjadi bekal penting bagi masa depan mereka.

Harapan ke Depan

Saya berharap, komunitas SATULIS ini bisa terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi siswa-siswa lainnya untuk lebih berani menulis. Menulis setiap hari selama 30 hari adalah tantangan yang tidak mudah, namun dari proses inilah mereka belajar tentang disiplin, komitmen, dan bagaimana menyampaikan ide dengan jelas dan menarik.

Sebagai guru, melihat semangat siswa dalam mengasah kemampuan literasi adalah kebanggaan tersendiri. Saya percaya, tantangan menulis ini bukan hanya membantu mereka mengasah kemampuan menulis, tetapi juga membentuk karakter yang kreatif, kritis, dan konsisten.

Menulis bukan hanya soal merangkai kata, tapi juga tentang mengekspresikan pikiran, perasaan, dan membagikannya dengan dunia. Saya berharap, siswa-siswa ini akan terus menulis, bukan hanya untuk mendapatkan apresiasi, tapi juga untuk belajar dan berkembang. Sebab, dengan menulis, mereka belajar untuk lebih mengenal diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. SATULIS adalah langkah kecil menuju perjalanan menulis yang lebih panjang dan penuh makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun