Peran Keseimbangan Antara Lingkungan dan Masalah Personal
Berdasarkan pemaparan di atas, tampak jelas bahwa doom spending merupakan hasil dari kombinasi antara pengaruh lingkungan dan masalah pribadi. Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan sosial, media, dan budaya memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebiasaan belanja seseorang.Â
Namun, tanpa kontrol diri yang baik dan kemampuan untuk mengelola stres, individu cenderung lebih rentan terhadap perilaku belanja impulsif.
Dalam mengatasi masalah doom spending, pendekatan yang holistik perlu dilakukan. Pertama, meningkatkan kesadaran akan pengaruh lingkungan dan bagaimana kita merespons tekanan sosial dapat membantu seseorang mengambil keputusan belanja yang lebih bijaksana. Selain itu, manajemen stres dan pengendalian diri harus menjadi fokus utama, terutama bagi individu yang memiliki kecenderungan impulsif.
Cara Mengatasi Doom Spending
Bagi mereka yang merasa terjebak dalam kebiasaan doom spending, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya:
1. Membuat Anggaran Belanja: Salah satu cara efektif untuk mengendalikan kebiasaan belanja impulsif adalah dengan membuat anggaran belanja bulanan. Dengan mengetahui batas pengeluaran, seseorang akan lebih sadar akan kebutuhannya dan dapat mengurangi godaan untuk belanja barang yang tidak diperlukan.
2. Mengelola Stres dengan Cara Sehat: Alih-alih mengandalkan belanja sebagai pelarian dari stres, penting untuk mencari cara lain yang lebih sehat dalam mengelola tekanan hidup. Meditasi, olahraga, atau berbicara dengan teman dan keluarga bisa menjadi cara yang lebih efektif dalam mengatasi stres.
3. Mengurangi Paparan Media Sosial: Mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial atau memilih untuk mengikuti akun-akun yang tidak menekankan gaya hidup konsumtif dapat membantu mengurangi godaan untuk belanja.
Pada akhirnya, doom spending bukanlah masalah yang bisa dijelaskan secara sederhana sebagai akibat dari pengaruh lingkungan atau masalah pribadi saja.Â
Kedua faktor ini saling terkait dan memperkuat satu sama lain dalam membentuk kebiasaan belanja seseorang. Fenomena ini mengingatkan kita agar lebih bijaksana dalam mengelola kebiasaan belanja dan menghindari jebakan doom spending yang merugikan.