Penelitian Harvard Business Review (2018) menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi yang efektif sangat penting dalam menghindari penipuan dalam transaksi bisnis. Individu yang mampu berkomunikasi dengan jelas dan meminta klarifikasi lebih kecil kemungkinannya menjadi korban penipuan.
4. Manajemen Emosi: Tetap Tenang di Bawah Tekanan
      Banyak penipu menggunakan taktik yang dirancang untuk menekan korban mereka agar membuat keputusan cepat tanpa berpikir panjang. Taktik ini seringkali menciptakan rasa urgensi yang tidak nyata, seperti "Penawaran ini hanya berlaku hari ini!" atau "Anda harus membayar sekarang untuk mengamankan tempat Anda!" Keterampilan manajemen emosi sangat penting dalam menghadapi situasi semacam ini.
      Di sekolah, manajemen emosi diajarkan melalui pengendalian diri, meditasi, atau latihan-latihan psikologis yang membantu siswa untuk tetap tenang di bawah tekanan. Dengan kemampuan ini, seseorang dapat mengambil waktu untuk mempertimbangkan situasi secara rasional dan tidak terburu-buru mengambil keputusan yang mungkin merugikan.
      Dalam situasi penipuan, manajemen emosi memungkinkan seseorang untuk menahan diri dari membuat keputusan impulsif. Sebagai contoh, ketika dihadapkan pada skema piramida atau tawaran investasi dengan janji keuntungan besar, seseorang yang mampu mengendalikan emosinya akan mengambil waktu untuk berpikir, melakukan riset, dan mencari saran dari ahli keuangan sebelum membuat keputusan.
Peran Sekolah dalam Mengajarkan Soft Skills
      Sekolah memiliki peran penting dalam membekali siswa dengan soft skills yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di dunia nyata, termasuk ancaman penipuan. Melalui kurikulum yang terstruktur, kegiatan ekstrakurikuler, dan metode pembelajaran kolaboratif, sekolah dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, problem-solving, komunikasi, dan manajemen emosi.
Beberapa contoh program di sekolah yang dapat mendukung pengembangan soft skills meliputi:
- Diskusi Kelompok: Mendorong siswa untuk berdebat dan berdiskusi tentang topik tertentu, sehingga mereka dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikasi.
- Proyek Kolaboratif: Melibatkan siswa dalam proyek kelompok di mana mereka harus menyelesaikan masalah bersama-sama, melatih keterampilan problem-solving.