Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Maaf, Bunda Tak Sempurna

4 Agustus 2024   17:20 Diperbarui: 4 Agustus 2024   17:48 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, luka yang terlanjur tergores di hati Kirana tak mudah hilang. Kirana menjadi anak yang pendiam dan pemalu. Ia takut membuat kesalahan dan dimarahi Bunda lagi. Tari merasa bersalah dan menyesal telah menyakiti anaknya.


Waktu terus berlalu, Tari berusaha menjadi ibu yang lebih baik. Ia belajar mengendalikan emosinya dan memberikan kasih sayang yang cukup untuk kedua anaknya. Namun, bayang-bayang masa lalu terus menghantuinya.

Suatu hari, Tari menemukan Kirana sedang menangis di kamarnya. Kirana memeluk boneka kesayangannya erat-erat.

"Kenapa menangis, sayang?" tanya Tari lembut. Kirana mendongak, matanya berkaca-kaca.

"Bunda, apa Bunda masih sayang sama Kakak?" tanyanya lirih. Hati Tari hancur berkeping-keping. Ia memeluk Kirana erat-erat dan menangis bersamanya.

"Maafkan Bunda, sayang. Bunda sangat menyayangimu," isak Tari. Kirana membalas pelukan Tari, air matanya membasahi bahu Bunda.


Tari menyadari bahwa luka yang ia torehkan pada Kirana tak akan pernah hilang sepenuhnya. Ia harus belajar hidup dengan penyesalan itu dan berusaha menjadi ibu yang lebih baik setiap harinya. Tari berharap suatu hari nanti Kirana bisa memaafkannya sepenuhnya dan melupakan masa lalu yang kelam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun