Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Siluet Senja

1 Agustus 2024   14:58 Diperbarui: 1 Agustus 2024   15:01 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jantungku seakan berhenti berdetak. "Jadi, kamu memilih dia?"

Rani menatapku dengan mata penuh penyesalan. "Aku tidak memilih dia karena dia lebih baik dari kamu, Bagas. Aku memilih dia karena aku lelah harus selalu berjuang sendirian. Aku butuh seseorang yang bisa berjalan bersamaku, bukan melawan arus bersamaku."

---

Kembali ke malam itu, aku hanya bisa menatapnya dalam diam. "Aku harap kamu bahagia," kataku akhirnya, meski hati ini terasa hancur berkeping-keping.

Rani mengangguk, matanya masih berkaca-kaca. "Aku juga berharap yang sama untukmu, Bagas."

Ketika ia berbalik dan berjalan menjauh, aku merasakan kekosongan yang mendalam. Jakarta dengan gemerlap lampunya tidak lagi sama tanpa dirinya di sisiku.

Senja itu menyimpan kisah kami, tentang cinta yang tak mampu menembus batas-batas yang ditetapkan oleh dunia. Rani, di mana pun kamu berada, terima kasih atas setiap momen yang pernah kita lalui bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun