Walau menangis
Tetap mengais
Abaikan ganasnya panas
Abaikan tajamnya dingin
*
Saat mengais
Kadang menangis
Acuhkan hinaan
Acuhkan cacian
*
Mengais
Tanpa alas kaki
Di jalanan penuh debu
Demi sesungging senyum
Senyum sarat makna berkata
'Ayah.. aku lapar..'
Baca juga: Puisi: Topeng Monyet
*
Mengais
Di pinggiran toko
Di pinggiran jalan
Apa pun demi rupiah
Rupiah yang jadi rebutan para penguasa
Penguasa yang tak rasakan:
Mengais dan menangis
 170222
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: PUISI: Siapa Mengira
Baca juga: Puisi: Malar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!