Melansir dari berbagai sumber, kelebihan penggunaan kompor listrik ternyata dinilai lebih aman, mudah digunakan, tidak berbau, tidak berasap, praktis, serta panas yang dihasilkannya merata dan stabil. Namun, penggunaan kompor listrik juga membutuhkan banyak energi listrik.Â
Jika tidak memiliki teknologi yang ramah lingkungan, maka satu kompor listrik membutuhkan 300 hingga 1.200 watt, alat yang digunakan untuk memasak pun harus beralas datar, dan disarankan untuk menggunakan peralatan memasak yang dapat mengalirkan panas ke permukaan kompor seperti peralatan yang terbuat dari besi, baja, dan stainless steel.
Apapun kelebihan, kekurangan serta beragam reaksi tentang penggunaan kompor listrik, yang menjadi pertanyaan adalah siapkah dan maukah kita seiring sejalan dengan berbagai perubahan dan perkembangan teknologi di abad 21 ini?
Pertanyaan itu segera terjawab dengan kabar terbaru yang menyatakan bahwa PT. PLN membatalkan program kompor listrik. Pembatalan tersebut dipertimbangkan berdasarkan sisi kemanusiaan mengingat masyarakat Indonesia masih dalam taraf pemulihan pasca pandemi Covid-19.Â
Pemerintah berusaha memberi kenyamanan, tapi harap diingat bahwa bila terlalu larut ke dalam zona nyaman maka kita akan sulit menerima segala hal yang baru dan akan takut mengalami perubahan yang justru harus dihadapi terutama di era yang serba maju dan canggih ini.Â
Jadi, pertanyaan berikut adalah beranikah kita untuk berubah beriringan dengan hal baru mengikuti perkembangan zaman serta menerima tantangan arus globalisasi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H