Mohon tunggu...
Jalusaja
Jalusaja Mohon Tunggu... Peternak - penggiat lingkungan

penggiat pertanian dan peternakan

Selanjutnya

Tutup

Money

Fenomena Kerja, CPNS, dan Pertanian di Indonesia

7 Oktober 2013   09:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:53 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan September Oktober seperti tahun tahun sebelumnya biasaya ada pengumuman pendaftaran CPNS. Banyak sekali peminatnya. Pembukaan lowongan di tingkat Kotamadya Kabupaten juga tingkat Propinsi atau Nasional. Berlomba lomba para pencari kerja berharap bisa mendapatkan pekerjaan sebagai PNS. Memang tidak ada yang salah dengan ini. Menjadi PNS bisa jadi adalah pilihan hidup.

Tidak hanya PNS, pekerjaan lain di sektor industri juga begitu pesat membutuhkan tenaga kerja. Wilayah wilayah padat industri seperti Sidoarjo, Batam, Bandung, Jakarta dan lainnya menjadi magnet tempat mengharap penghasilan. Ribuan orang bekerja disana. Fenomena menarik ini bisa kita lihat saat musim mudik lebaran tiba. Jutaan manusia tumpah ruah di jalan untuk pulang kampung dan akan kembali lagi ke kota jika sudah masuk kerja.
Secara nasional penyerapan tenaga kerja itu penting sebab jika negara penduduknya nganggur maka negara makin miskin, namun itu ironi, sebab "kita bekerja pada negara lain"  karena yang memiliki industri dan pabrik pabrik itu orang asing.. Sebanyak apapun pendapatan maka negara hanya memperoleh sebagiannya saja. Pantas saja selalu ada tuntutan gaji naik. Wajar jika bisa dikatakan, sekalipun bekerja lama namun tak kunjung sejahtera..
Indonesia negara agraris. Tanahnya terkenal subur. Dan sangat luas sekali. Jumlah petani Indonesia terus menurun, generasi tua yang mulai habis dan generasi muda yang mulai enggan. Negara lebih senang impor pangan, akibatnya harga pangan mahal.. Karena malas bertani sendiri. Entah apa yang ada di benak para pemimpin kita.. Ini adalah potensi besar yang menjadi PR bersama untuk di fikirkan dan dilakukan. Menjadi petani atau peternak adalah kebanggan. Bukankah salah satu tujuan kesejahteraan adalah kecukupan bahan pangan.. Kalau bisa gratis kenapa beli..? Sah sah saja kita bekerja, menjadi karyawan pabrik, menjadi PNS, atau menjadi apapun itu namun tidak afdol jika menggantungkan hidup cuma dari jalan itu. Kita harus bisa memenuhi kebutuhan hidup dari tangan kita sendiri.. Berkebun, bertani atau berternak. Kecukupan dan pemenuhan gizi keluarga menjadi wajib untuk kita usahakan agar kita bisa dengan bangga mengatakan bahwa negara kita memang subur dan makmur.. Atau kita bisa makan dari hasil kebun sendiri dari sawah sendiri.. Tujuan bekerja untuk mendapatkan uang.. Uang untuk biaya hidup.. Pokok hidup adalah makanan. Sayang sekali jika lahan seluas ini tidak dimanfaatkan.. Jangan turut andil membuat orang lain ikut menderita karena membayar mahal pangan impor semisal bawang, kedelai, jagung, beras dan buah.. Daging sapi juga.. Akibat kemalasan kita bercocok tanam dan berternak negara Indonesia terpakasa impor pangan karena kelakuan kita.. membiarkan lahan nganggur Subur makmur dan sejahtera tanpa tergantung orang asing.. mari belajar mejadi petani dan peternak Jalu rahadi penggiat pertanian dan peternakan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun