Mohon tunggu...
Bela Ayu Ningtias
Bela Ayu Ningtias Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Bela Ayu Ningtias (22010200030) Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program studi Administarsi Publik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mobilitas Sosial Masyarakat Tionghoa

9 Januari 2023   22:34 Diperbarui: 9 Januari 2023   23:15 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MOBILITAS SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA

Identitas social menekankan bahwa perilaku individu mencerminkan unit masyarakat si individu yang lebih besar. Bahwa struktur-struktur masyarakat organisasi, budayadan, yang paling penting, identifikasi individu dengan unit-unit kolektif ini memandu struktur  dan proses internal. Kompetensi budaya berada pada inti teori ini karena keanggotaan kelompok kolektif mempengaruhi dan menentukan pemikiran serta perilaku individu.

Identitas social juga menyatakan bahwa orang berfikir,merasakan, dan bertindak sebagai anggota kelompok kolektif, budaya, daninstitusi. Pendekatan identitas social menekankan pemikiran bahwa kognisi social individu dijelaskan secara social tergantung pada kerangka acuan kolektif atau kelompok mereka.

Sebagai contoh, paraimigran yang menganggap diri mereka terstigmatisasi secara negative dikarenakan warnakulit yanggelap atau aksenbahasa, mungkin enggan untuk bersosialisasi karena meyakini bahwa pandangan negative seperti itu tidak akan hilang meskipun mereka hebat secara cultural dalam budaya dominanini. Didalam pandangan identitas sosial, kemauan untuk memiliki identitas sosial yang positif dipandang penting dibalik tindakan-tindakan individu dalam setiap interaksi sosial.

Proses social comparison merupakan langkah pembandingan dengan individu atau kelompok lain yang secara subjektif membantu individu membuat penilaian tentang identitas sosialnya dibanding identitas sosial yang lainnya.

Proses pencarian identitas diri dikalangan masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia menunjukkan suatu grafik tersendiri. Jika dibandingkan dengan adanya orang-orang Tionghoa dibeberapa negara tetangga seperti thailand atau philipina dimana orang tionghoa sudah berbaur dan menjadi warga pribumi, oleh karna itu posisi etnis tionghoa di Indonesia terlihat belum menemukan format yang tepat. Di Indonesia ini terlihat masih berlaku istilah kata pribumi dan non-pribumi untuk membedakan etnis tionghoa dengan etnis pribumi yang lainnya.

Etnis Tionghoa merupakan salah satu etnis yang terbesar diseluruh dunia. Walaupun masyarakat Tionghoa tergolong dalam masyarakat minoritas di indonesia, etnis tionghoa sebenernya sudah hadir berabad-abad lamanya, etnis tionghoa berbaur menjadi warga setempat yang memiliki naik-turun sejarang panjang bersama indonesia, walaupun tidak selalu mulus. Karna suatu fakta sejarah yang tak terbantah, bahwasannya etnis Tionghoa adalah pendatang, fakta ini tidak bisa dihapus atau dihilangkan dan harus sangat diterima indonesia sebagai bagian integral kehidupan orang tionghoa di indonesia.

Kebudayaan Indonesia walaupun beraneka ragam namu pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan india, Tionghoa, dan arab. Kebudayaan Tionghoa merupakan bagian dari keragaan indonesia yang sudah sangat-sangat lama sebelum kemerdekaan, kehadirannya masyarakat tionghoa di indonesia ini sudah sangat menyatu dan juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa indonesia dan juga keberadaannya mengalami konflik horizontal dengan pribumi serta ada perlakuan pembeda  terhadap etnis cina atau Tionghoa.

Diera negara kesatuan republik indonesia tercatat dua peristiwa yang dirasakan sebagai pukulan yang sangat menyakitkan bagi masyarakat tionghoa, yaitu peristiwa G30S PKI ditahun 1965 dan kerusuhannya di mei 1998. Peristiwa 1965 merupakan trauma paling berat bagi orang tionghoa di indonesia. Sementara itu bedasarkan penelitian yang dilakukan pada saat era pasca kerusuhan mei 1998, telah terjadinya krisis identitas di kangan orang tionghoa dikarenakan segala upaya yang telah dilakukan agar bisa diterima sepenuhnya sebagai orang indonesia telah hancur dalam waktu sangat singkat akibat adanya kerusuhan tersebu.

Ada juga etnis Tionghoa Medan, etnis Tionghoa ke Medan sudah terlihat saat adanya penemuan benda-benda arkeologis yaitu piring poselen dan mata uang yang berangka tahun 756 dilabuhan deli dan delitua. Sedangkan di medan sangat bebas untuk etnis tionghoa yang datang baik secara individu maupun perkelompok. Perkebunan tembakau deli yang terkenal akan menjadi saksi perjuangan kuli etnis tionghoa di medan. Terjadi pada musim tanam tahun 1865. Disaat itu mulailah berdatangan kuli etnis tionghoa dari pulau pinang, lalu menyusul kuli tionghoa yang didatangkan dari fu kien dan kwang tung pada tahun 1863. Walaupun kuli-kuli etnis Tionghoa tersebut ini tidak mengetahui seluk beluk penanaman tembakau namun pada akhirnya musim panen, ditahun 1865 baru bisa menghasilkan panenan yang bermutu sangat tinggi.

Pada tahun 1913 dinilai bahwa semangat kuli etnis Tionghoa tidak lahir dari keterpaksaan atau tekanan kerja. Etos kerja ini ditemukan secara kolektif pada etnis tionghoa pria. Namum demikian dibalik etos kerja yang sangat hebat, rajin dan gigih melekat diskriminasi buruk sebagai pengecut, suka menghasut, seuka berkoplot, pemarah, membuat keributan, ngomel, dan bising. Mobilitas sosial kuli etnis Tionghoa sangat berkaitan dengan penganekaragaman tanaman perkrbunan. Ada satu kesamaan dibalik mobilitas sosial etnis tionghoa ke medan yaitu pendatang baik Tionghoa bekas kuli maupun Tionghoa bebas membentuk dirinya sebagai cina Medan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun