Mohon tunggu...
Bela Nusa Bela
Bela Nusa Bela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Tetap semangat dan harus optimis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Minimnya Tingkat Kesadaran akan Lingkungan Hidup

30 Desember 2021   19:06 Diperbarui: 30 Desember 2021   19:19 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ketika mengartikan kata ( ) Quraish Shihab mendeskripsikan kata tersebut mempunyai makna terjadinya sesuatu di permukaan bumi. Hingga ia di permukaan, maka jadi terlihat dan terang diketahui dengan jelas. Lawannya ialah ) ) yang mempunyai arti terjadinya sesuatu di perut bumi, hingga tak terlihat. Jadi al-Ashfahani di Maqayis-nya. Kata () dalam ayat tersebut memiliki arti banyak dan terpencar. Menurut al-Ashfahani Kata () ialah munculnya suatu dari keseimbangan, baik minim ataupun melimpah. Ini dipakai untuk merujuk apa saja, baik fisik maupun jiwa ataupun hal-hal yang lainnya. Selain itu juga diartikan sebagai lawan kata ( ) yang artinya faedah atau bermanfaat.

 Adapun di dalam kitab tafsirnya M. Quraish Shihab memaparkan jika telah berlangsung al-fasad baik di daratan maupun di lautan. Ini merupakan dari segala wujud yang dilanggar berdasarkan hukum yang ditetapkan Allah, yang diartikan dengan "kerusakan". Contoh dari kerusakan seperti terjadinya pencemaran alam dimana masalah ini tak bisa didiamkan, ataupun perusakan ekosistem yang nantinya tak bisa dimanfaatkan. Contohnya seperti di lautan yaitu rusaknya ekosistem di dasar laut karena banyak sampah, minyak maupun bom yang membuat kerusakan dimana-mana. Al-Fasad juga termasuk dalam pembunuhan, pemberontakan, dan perampokan. Kemudian Ibnu 'Asyur berpendapat dalam penafsiran mengenai ayat diatas yang sudah ditafsirkan dari yang sempit sampai yang luas. Seperti yang diungkapkan dari makna terakhir bahwasanya alam semesta diciptakan oleh Allah dengan satu sistem yang sangat cocok serta sinkron terhadap kehihupan di dunia. Akan tetapi mereka telah melakukan aktivitas yang merusak lingkungan, sehingga terjadinya ketidak seimbangan terhadap sistem kerja alam.

 Pada ayat 42 disana dipaparkan bahwasanya hukuman dan bencana kerusakan tak hanya berimbas di warga Mekkah, melainkan semua akan merasakan dan mendapatkan siapa saja yang melewati batas, baik zaman dulu, sekarang maupun nanti. Karena itu wahai Nabi Muhammad saw, katakanlah kepada siapa saja yang tak mempercayai hakikat tersebut bahwa " Berjalanlah di muka bumi dan ditempat mana pun kaki yang engaku pijak, kemudian amatilah bagaimana kesudahan orang-orang terdahulu. Apabila kamu mengamatinya dengan pengelihatan serta akal sendiri, pasti kamu akan menatap reruntuhan kerusakan mereka. Itu terjadi karena akibat ulah manusia dan kebanyakan mereka berasal dari orang yang menyekutukan Allah hingga berbuat keji akhirnya berimbas terhadap lingkungan atas perbuatan yang telah mereka perbuat. Padahal didalam Islam diajarkan untuk senantias merawat lingkungan hidup. Ini sering terjadi dan dicermikan dalam beberapa implementasi ibadah, misalnya seperti memenuhi ibadah haji. Ketika berhaji umat muslim diberi pantangan yaitu tidak boleh menebang pohon dan membunuh hewan. Jika pantangan itu dilanggar maka akan mendapatkan sanksi yaitu dengan membayar denda (dam), sesuai dengan peraturan yang berlaku.

 Tentunya kita bisa mengambil hikmahnya, bahwasanya penyebab dari kerusakan alam karena perbuatan kita sendiri yang tidak mempedulikan lingkungan sekitar sehingga mengakibatkan efek yang besar dalam kehidupan. Dari hal kecilpun seharusnya kita tidak boleh meremehkan baik sampah plastik diselokan dan kita hanya mendiamakannnya tanpa bertindak sesuatu, itu juga bisa berdampak terhadap lingkungan sekitar juga, misalnya pada saat hujan turun dengan deras otomatis akan terisi dengan air dan menyebabkan meluapnya air diselokan tersebut karena sampah plastik yang didiamkan terus-menerus dan menjadi mampet. Seharusnya lingkungan dijadikan sebagai tempat hidup, bukan malah menjadi pemicu dari penderitaan dan berujung kerusakan. Di Indonesiapun realitanya pengoprasian UUD mengenai lingkungan hidup belum terwujud secara efektif. Adapun bukti dari hal tersebut ialah karena banyak persoalan yang muncul. Misalnya insiden pencemaran lingkungan oleh PT Freeport Indonesia tempatnya di Papua penyebabnya ialah minimnya kesadaran dan sikap tanggung jawabnya 0% tanpa memedulikan lingkungannya. Selain itu ada juga fenomena yang sudah tidak asing yaitu sampah Ibu Kota yang sangat banyak, lagi-lagi disebabkan oleh kurangnya kesadaran kita ini sama saja dengan menghancurkan lingkungan hidup secara perlahan.

 Jadi dapat disimpulkan minimnya kesadaran pada diri kita tergantung dengan sikap dan moral kita terhadap lingkungan hidup disekitar kita. Walaupun sekolahnya tinggi dan berwawasan luas, namun minim kesadaran itu bagaikan orang yang tak bermoral. Meskipun begitu seharusnya mereka sadar dengan pengetahuan yang dimiliki mereka, agar ilmu tersebut bisa bermanfaat dan berguna bagi masyarakat dan lingkungan. Contoh dalam upaya melestarikan lingkungan dengan cara membuang sampah ditempatnya jika melihat sampah sedikit langsung diambil dan dibuang ketempatnya, tidak boleh membakar sampah apalagi kalau dahan kering, itu sangat berbahaya, selalu menggunakan produk daur ulang yang ramah lingkungan, menanami pepohonan/ tanaman didepan rumah atau lahan yang masih kosong. Itulah beberapa upaya yang dapat kita lakukkan, yang penting dengan usaha kita dalam menangani fenomena tersebut tidak harus melakukan perbuatan yang besar, cukup dengan kesadaran kita dan kepekaan kita terhadap lingkungan itu sudah cukup. Dengan begitu minim kesadaran yang ada terhadap diri kita akan sedikit demi sedikit berkurang dan menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Tatik Maisaroh, 2017. "Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup Dalam Al-Qur'an (Studi Tafsir Al-Misbah)". Skripsi. Lampung: UIN Raden Intan.

Mohammad Ithof, 2018. "Minimnya Tingkat Kesadaran Dan Akuntabilitas Masyarakat Terhadap Lingkungan Sekitar". https://www.researchgate.net/publication/329519028.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun