Mohon tunggu...
Bekti Cahyo Purnomo Syah
Bekti Cahyo Purnomo Syah Mohon Tunggu... Penulis - Menulis adalah caraku melukis keindahan lewat rangkaian aksara manja tak bernyawa.

Penulis Freelance, bloger, Novelis, email; bekticahyopurnomo@gmail.com Ig/twitter, Yutube: @belajarbersamabisa fbgroup; Belajar Bersama Bisa dan Bebebs.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hantu Kuyang yang Tak Dirindukan, Prolog dan Bagian Pertama

27 Januari 2019   05:34 Diperbarui: 10 September 2023   15:47 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bakar saja Iblis itu..!" teriak warga saling bersahutan. Warga kampung kampung yang marah terus mencari di setiap rumah warga.

Diang berhasil ditemukan bersembunyi di balik kamar semedinya. Bekas darah masih nampak di tangan dan mulutnya.

"Dasar iblis.., matilah kau!" ucap warga yang langsung hendak menyerang Diang. Tapi orang itu terpental. Lalu majulah kepala suku dengan melempar jimat ke arahnya. Dan ia pun lemas, kesaktianya telah kalah.

Diang langsung digeret keluar rumah menuju ke lapangan tengah desa.

"Bakar saja rumah iblis itu! " teriak warga kampung.

Beberapa orang kemudian menyulutkan obor yang mereka bawa ke seluruh bagian rumah. Hanya dalam hitungan menit, rumah kayu itupun berubah menjadi api unggun raksasa.

Sepanjang perjalanan,penduduk desa beramai-ramai melemparkan batu ke tubuh Diang sambil melontarkan kata-kata cacian. Walaupun sudah dalam keadaan terdesak, Diang tetap tidak mau mengalah. Kalimat kutukan, sumpah serapah dan mantra keluar silih berganti dari mulutnya yang sudah berdarah-darah.

Tepat di tengah lapangan, Diang dibawa ke dekat sebuah batang pohon. Mulutnya masih mencaci maki, menyumpahi dan mengutuk.

"Tunggu kematian kalian, akan aku balas semua ini." Teriak Diang dengan amarah penuh.

Warga desa pun terus melempari tubuhnya dengan batu. Tiba-tiba, sebuah batu yang cukup besar melayang terbang tepat mengenai kepalanya. Keluar darah segar dari mata, telinga dan mulutnya, lalu Diang jatuh pingsan.

"Mati kau iblis jalanan!" Teriak warga - warga itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun