Presiden Jokowi agaknya lagi kecewa dan bingung. Kecewa, karena ada menteri yang kerjanya di bawah standar. Capaian target kerja mereka rendah. Dia juga bingung, sebab tak ada menteri yang keberatan ketika dibebani target tinggi. Jadi, dia anggap realistis. Nyatanya, apa yang dicapai menteri itu jauh dari harapan.
Jadilah Presiden curhat (mencurahkan isi hati) di acara Kongres Ekonomi Umat (KEU) 2017 yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Saat menyinggung program redistribusi aset dan reformasi agraria, dia mengatakan, terdapat 126 juta bidang tanah di Indonesia. Dari jumlah itu, yang telah tersertifikasi 46 juta bidang tanah. Artinya, 60% bidang tanah belum disertifikatkan, yang kebanyakan terdapat di desa atau milik masyarakat miskin.
"Saya kerja memang selalu pakai target. Pak menteri tidak pernah tanya ke saya, pak ini targetnya terlalu besar. Itu urusan menteri. Target itu harus selesai. Kalau tidak selesai, bisa diganti, bisa digeser, bisa dicopot, dan lainnya," kata Jokowi dalam sambutan pada acara KEU di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (22/04/17).
Seminggu sebelumnya, Presiden menyatakan di Cirebon, Jawa Barat, pada masa lalu penerbitan sertifikat hanya rata-rata 400.000 per tahun di seluruh Indonesia. Sekarang (2017), kata dia, ditargetkan 5 juta sertifikat. Tahun 2018 naik menjadi 7 juta dan tahun 2019 menjadi 9 juta.
"Ini janjian saya dengan Pak Menteri BPN/Pak Menteri Agraria. Janjiannya angkanya itu. Kalau tidak tercapai tahu sendiri. Risikonya bekerja dengan saya pakai target dan targetnya pasti tidak kecil," katanya. Tapi, Jokowi tidak menyebut apakah target 5 juta itu dapat dicapai sang menteri tahun ini.
Pernyataan Presiden di KEU-MUI tadi mengundang spekulasi di kalangan politisi. Ada yang bilang, ini isyarat bakal segera ada kocok ulang (reshuffle) kabinet. Menteri yang tak mencapai target dicopot. Kalau begitu, apakah Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan A. Djalil akan dilengserkan? Apakah cuma Sofyan? Adakah menteri lain yang juga kedodoran dalam capaian targetnya?
Khusus capaian Kementerian ATR, sertifikasi tahun lalu direalisasi 1,064 juta bidang tanah. Tahun ini, dengan target 5 juta, belum dapat dinilai capaiannya, karena masih tersisa waktu delapan bulan. Jadi, kalau reshuffle dilaksanakan bulan ini atau bulan depan, Sofyan kena getahnya atau tidak?
Spekulasi pada Ahok
Tentu bukan kebetulan dan ujug-ujug Jokowi “mengancam” akan mencopot menteri yang tak mencapai target kerja hanya tiga hari setelah Ahok ditumbangkan Anies dalam perebutan kursi pemimpin Jakarta versi hitung cepat.
Pernyataan Jokowi itu dapat ditafsir mengandung minimal tiga pesan. Pertama, pesan akan ada reshuffle. Kedua, pesan ditujukan kepada Anies Baswedan. Ketiga, tertuju pada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Pesan pertama, akan ada kocok ulang kabinet. Dengan masa kerja tersisa dua tahun, tampaknya Jokowi masih kurang puas atas kinerja kabinetnya. Dia melihat, ada kementerian yang jalannya lambat. Solusi untuk ini bisa dengan menggenjot kinerja, bisa juga dengan mengganti pucuk pimpinannya. Tampaknya Presiden memilih akan mengganti pucuknya.