Mohon tunggu...
bejo al-bantani
bejo al-bantani Mohon Tunggu... -

Alumni LUND UNIVERSITY, SWEDIA

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Suryadharma Ali: Setelah Shalat, Al-Qur’an Kini Haji Lalu….?

23 Mei 2014   06:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi yang dimiliki oleh umat Islam? Al-Qur’an yang merupakan kitab suci yang dimuliakan sudah dikorupsi. Beberapa pelakunya sudah divonis bersalah dan dimasukkan ke dalam penjara. Jerakah mereka…? Yang pasti TIDAK. Terbukti korupsinya masih berulang, ada lagi dan terus ada lagi dan lagi.

Mungkin bagi koruptor yang sudah berhaji dan umroh berkali-kali, Al-Qur’an tidak ada bedanya dengan kertas koran. Toh sama-sama kertas. Apa bedanya? Maka bagi mereka korupsi Al-Qur’an tidak ada bedanya dengan korupsi buku sekolah.

Belum tuntas masalah korupsi Al-Qur’an, kini dana haji pun ternyata di korupsi juga. Dana abadi umat yang nilainya trilyunan rupiah ternyata menarik minat para menteri agama.

Korupsi benar-benar tak mengenal suku, agama, ras dan antar golongan. Korupsi juga tak mengenal jenis kelamin apalagi jabatan. Dimana ada kesempatan, langsung disikat. Gak peduli itu itu uang umat yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Selama ada kesempatan pokoknya disikat.

Kita tahu selama ini sudah banyak LSM yang melaporkan bahwa departemen pencetak moral bangsa adalah sarangnya para koruptor. Tapi rupanya para koruptor benar-benar gak peduli. Jangan-jangan mereka berpikir korupsi juga bagian dari menciptakan moral bangsa. Tentu bangsa yang korup.

Dan hari ini, 21 Mei 2014, Menteri Agama Kabinet Bersatu, Dr. Suryadharma Ali ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK karena terlibat korupsi dana haji.

Saya sudah kehabisan kata-kata. Menteri Agama Republik Indonesia yang bertugas memperbaiki akhlaq dan moral bangsa ternyata memberi contoh bagaimana caranya korupsi. Slogannya yang heroik ketika mendeklarasikan Prabowo kini banyak diparodikan. Jika bukan (saya yang korupsi) siapa lagi, kalo bukan (sekarang korupsi) kapan lagi. Sungguh sangat ironi.

Beberapa hari sebelumnya, kita juga mendengar Menteri Agama Republik Indonesia, Suryadharma Ali beserta rombongan capres Prabowo-Hatta Rajasa melakukan korupsi shalat. Shalat yang seharusnya tidak dijamak dan diqoshor, hanya gara-gara daftar capres akhirnya harus dikorupsi.Umat pun semakin terbelah, melihat pemimpinnya tidak layak dijadikan teladan.

Begitu juga dengan penentuan awal dan akhir puasa, juga sering terjadi korupsi. Lebih banyak hitungan untung ruginya dibandingkan hukumnya. Kalo shalat sudah dikorupsi, puasa juga dikorupsi, Al-Qur’an juga dikorupsi, begitu juga haji dikorupsi, lalu selanjutnya apa yang tersisa bagi umat?


uJika dikaitkan dengan konteks pilpres, maka pasangan Prabowo-Hatta didukung oleh tiga Ketua Umum Partai Islam yang tiga-tiganya berurusan dengan KPK. Ustadz Lutfi Hasan Ishaq, Presiden PKS telah divonis bersalah korupsi sapi bersama Ustadz Ahmad Fathanah. Lalu MS Ka'ban Ketua Umum Partai Bulan Bintang dicekal karena terlibat korupsi bersama Anggoro. Dan Suryadharma Ali (SDA), Ketua Umum PPP terlibat korupsi dana haji. Dalam kasus SDA ini KPK menyebutnya dan kawan-kawan. Mari kita tunggu siapa saja kawan-kawan SDA yang telah disangka merampok uang umat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun