Ditetapkannya Menteri Agama Republik Indonesia dari Kabinet Indonesia Bersatu yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali (SDA) sebagai tersangka kasus korupsi haji oleh KPK membuat timses pemenangan Prabowo-Hatta terguncang. Maklum saja, SDA mempunyai posisi penting dalam struktur timses pemenangan yaitu Ketua Dewan Penasehat, jabatan yang setara dengan Prabowo di Partai Gerindra dan SBY di Partai Demokrat.
Ditambah lagi proses bergabungnya PPP melalui SDA penuh drama dan intrik yang menjadi tontonan gratis seluruh rakyat Indonesia. Kini, setelah SDA ditetapkan menjadi tersangka korupsi dana haji oleh KPK, maka wajar jika seluruh mata pun tertuju pada pasangan capres Prabowo-Hatta. Jadi Bohong, kalo Hatta Rajasa mengatakan tidak berpengaruh.
Apalagi proses pembentukan koalisi Prabowo-Hatta dipenuhi dengan politik transaksional dagang sapi. Dan adanya politik transaksional dagang sapi dalam koalisi Prabowo-Hatta secara jujur diakui baik oleh Fahri Hamzah maupun Fadli Zhon. Padahal semua orang tahu yang namanya politik transaksional dagang sapi pasti membuka pintu untuk korupsi seluas-luasnya. Partai butuh dana untuk operasional dan dana pemilu, maka jalan pintasnya adalah menjadikan kementerian sebagai sapi perah dan ATM parpol.
Kembali ke kasus korupsi haji yang menyeret Ketua Umum PPP, SDA, KPK menyebutnya dalam sprindik Suryadharma Ali dan kawan-kawan. Tentu banyak yang penasaran siapakah rombongan SDA dan kawan-kawan tersebut?
Sebenarnya sangat mudah untuk menelusuri rombongan dan kawan-kawan tersebut. Karena selama ini KPK sangat ketat menetapkan status tersangka. Proses yang terjadi di KPK sebelum ditetapkan menjadi tersangka pasti dijadikan saksi untuk diperiksa di KPK.
Maka dalam kasus korupsi haji yang menyeret SDA, tinggal ditelusuri siapa saja saksi yang telah dipanggil KPK terkait kasus korupsi haji.
Yang pertama tentu saja pejabat dari kementerian agama yang terkait langsung dengan penyelenggaraan ibadah haji. Berikutnya anggota DPR yang juga terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji. Lalu yang terakhir rekanan yang selama ini bekerjasama terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji.
Hari ini Abraham Samad kembali menegaskan bahwa yang akan menyusul SDA dalam waktu dekat adalah pejabat dari kementerian agama. Dengan tetap menghormati azaz praduga tidak bersalah, kemungkinan besar Dirjen haji dan umroh, Anggito Abimanyu adalah orangnya. Apalagi dalam struktur APBN, posisi Anggito adalah sebagai Kuasa Pengguna Anggaran. Selanjutnya dibawah Anggito sebagai Kuasa Pengguna Anggaran ada Pejabat Pembuat Komitmen yang namanya maih disimpan oleh KPK.
Selanjutnya siapakah rombongan dari anggota DPR? SDA sendiri seusai diperiksa di KPK menyatakan bahwa KPK menanyakan tentang anggota DPR yang ikut bermain dalam penyelenggaraan haji.
Nama-nama anggota DPR yang pernah diperiksa oleh KPK terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji adalah Hasrul Azwar (HA) dari PPP dan Jazuli Juwaini (JJ) dari PKS. Tentu kita penasaran, apakah HA dan JJ akan mengikuti jejak SDA. Tentu kita masih ingat, Sutan Batoegana pun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengikuti jejak Rudi Rubiandini dalam kasus korupsi migas.
Perlu juga diingat, rekor KPK selama ini berhasil mengkandangkan koruptor dengan tingkat keberhasilan 100%.
Jika HA dan JJ ditetapkan sebagai tersangka sebelum 9 Juli, tentu timses pemenangan Prabowo-Hatta semakin limbung. Dan rakyat pun dengan mudah menentukan pilihannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H