Kereta tiba-tiba melamban, ku tengok dari jendela samping kereta. Ternyata kereta sudah memasuki Stasiun tujuan. Segera aku berdiri, disinilah bulu kudukku mulai merinding tidak jelas.
Tidak ada satupun penumpang didalam kereta yang turun disini, padahal ini adalah stasiun terakhir setahuku. Semua penumpang menatap ke arahku yang berdiri di tepi pintu, getar kaki ini. Keringat juga sudah mulai keluar, suara khas rem kereta sudah mulai ku dengar.
***
"Alhamdullilah" ujarku pertama kali setelah keluar dari kereta api yang benar-benar berbeda tersebut, kaki mulai melangkah menuju pintu keluar stasiun.
"Masssss" teriak seseorang yang ternyata adalah Satpam Stasiun A. Dia berlari mendekatiku, pikiranku saat itu adalah mungkin aku menjatuhkan barang atau apa.
"Tadi sampeyan kesini naik apa ?" tanyanya dengan tatapan penuh tanda tanya, "Itu" jawabku sambil menunjuk Kereta Api yang tadi ku pakai.
"Itu kereta sudah tidak digunakan mas, dulu kereta itu kecelakaan dan menewaskan ratusan penumpang" ujar Bapak Satpam yang benar-benar membuatku shok, anehnya seketika itu juga kereta api yang tadinya masih terlihat mulus ternyata benar-benar sudah rusak dan hanya diparkirkan di jalur mati.
Aku segera pamit kepada Pak Satpam, ku tengok jam arloji di tangan kiri. Ternyata perjalananku hanya 5 menit saja, padahal biasanya menggunakan kereta 'manusia' bisa sampai 30 menit. Dengan segera ku langkahkan kaki semakin cepat, ingin rasanya tdak percaya dengan semua ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H