Mohon tunggu...
Beggysme Bertutur
Beggysme Bertutur Mohon Tunggu... -

pecinta Buku, penikmat Sepakbola, perancang Grafis, pelajar selamanya\r\n\r\nwww.beggysme.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam Tapi Rasis?

2 Juni 2012   02:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:30 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika memang itu yang sudah digariskan dalam Islam, maka sebagai Muslim, mengapa kita harus bersikap rasis? Untuk kita (di Indonesia) yang terbiasa dengan sikap rasis ini, maka sebaiknya kita tahu bahwa rasisme adalah bagian dari politik pemerintah Kolonial belanda, yang membagi masyarakat di Indonesia menjadi 3 golongan, yaitu golongan eropa, timur asing (yang termasuk didalamnya etnis tionghoa, baik peranakan dan bukan peranakan) serta golongan bumi putera (pribumi). Politik lainnya dari kolonial Belanda adalah politik Wijkenstelsel, yaitu politik yang mengharuskan setiap suku bangsa tinggal di kampung-kampung tersendiri, agar tidak ada hubungan, kecuali perdagangan antar etnis atau suku bangsa dalam suatu kota. [5]  Bahkan hingga pendidikan pun penjajah itu memilah-milahnya, dengan memberikan sekolah yang berbeda-beda, yaitu HIS (hollandsch-Inlandsche School) untuk bumiputera/pribumi, HCS (hollandsch-Chineese School) untuk etnis tionghoa dan peranakannya, serta ELS (Europeesch Lagere School) untuk anak-anak Belanda.[6]

Maka dampaknya masih terasa hingga saat ini. Ketika sebagian orang memilih tinggal bersama etnisnya, dan sulit membaur. Tak bisa disalahkan begitu saja, mengingat ini sudah berjalan sejak era penjajahan. Dan tak mudah memerangi prasangka ras yang satu ini di Indonesia. Namun mungkin dengan mengaitkan Islam dengan etnis tionghoa, maka akan ditemui, bahwa, Islam telah memulai kontak resmi dengan pemerintah China (dinasti Tang) pada masa khalifah Usman Bin Affan.[7]  Jikalah memang Islam mengajarkan kebencian pada etnis tionghoa, maka mengapa pula sahabat Rasulullah, khalifah Usman Bin Affan, memulai hubungan diplomatik dengan dinasti Tang?

Saat ini rasisme dapat kita anggap sebagai musuh bersama. Namun ironisnya, justru sebuah negara bernama Israel menjadi sebuah negara yang mendukung rasisme. Ini adalah sebuah masalah fundamental sejak awal berdirinya Israel. Israel tak ubahnya, bahkan lebih kejam dan jahat, jika dibandingkan dengan Afrika Selatan semasa poltik apherteid mereka. Denis Goldberg, seorang yahudi, yang mencoba melawan system apherteid di Afrika Selatan dipenjarakan pada tahun 1985. Ia dapat dibebaskan dengan campur tangan Israel, namun ia menolak dipindahkan ke Israel. Alasannya, “Saya melihat banyak kesamaan antara penindasan terhadap orang kulit hitam di Afrika Selatan dengan penindasan terhadap orang Palestina.”[8]

Simak pula komentar peraih nobel, Uskup Desmond Tutu, ketika berkunjung ke Yerussalem pada tahun 1989. Ia berkata, “Saya seorang berkult hitam Afrika Selatan, dan seandainya saya boleh menyamakan, gambaran peristiwa yang sedang terjadi di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dapat menggambarkan apa yang terjadi di Afrika Selatan.”[9]  Majelis Umum PBB secara resmi pada 10 November 1975 mengeluarkan resolusi yang mendefinisikan zionisme sebagai bentuk rasisme dan diskriminasi rasial. [10]  Maka kita sebagai muslim menolak rasisme dan menolak eksistensi negara rasis dan kolonialis bernama Israel.

Sudah jelas apa yang di perintahkan oleh Allah kepada hambanya mengenai rasisme. Maka, jika telah mengetahuinya, wajiblah kita menghilangkan perilaku dan cara pandang rasis. Memulai dari diri sendiri, walau tak mudah, adalah tindakan yang paling mungkin untuk dilakukan. Sebelum mengakhiri tulisan ini, mari kita mengingat, khutbah ‘perpisahan’ Nabi Muhammad SAW, di bukit arafah pada 9 Dzulhijah (6 Maret 632 M)[11], di depan ribuan jamaahnya, umatnya,

Wahai manusia, dengarlah baik-baik. Aku tidak tahu apakah tahun depan aku masih dapat bersama kalian. Simaklah apa yang akan kukatakan  dan sampaikanlah kepada mereka yang tidak dapat hadir saat ini…Setiap manusia adalah anak Adam dan Hawa. Orang Arab tidak lebih istimewa dari orang Arab. Demikian pula orang kulit putih tidak lebih istimewa dibanding orang kulit hitam. Dan orang kulit hitam tidak lebih istimewa dibanding orang kulit merah; kecuali karena takwa dan amal salihnya. Ketahuilah bahwa setiap orang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Tidak boleh ia mengambil sesuatu milik saudaranya kecuali dengan izin dan ridhanya. Jangan kalian saling menzalimi. Ingatlah satu hari nanti kalian akan bertemu Allah dan mempertanggungjawabkan semua perbuatan kalian. [ 12]

Khutbah ini disampaikan oleh Rasulullah, sebuah pengakuan akan hak azasi manusia, pengakuan menolak rasisme. Yang disampaikan hampir 1400 tahun sebelum Deklarasi HAM PBB tahun 1948.[13] Maka Islam sudah menggariskan bagaimana memandang hidup ini dengan beragam persoalannya, termasuk masalah rasisme. Mengapa masih mencari yang lain sebagai pegangan dan pandangan hidup? Sampaikanlah pesan Rasulullah ini. Sudahkah kita mengamalkan dan menyampaikannya? Wallhualam.

[1]. Malcolm X. Sebuah otobiografi. 2002. Yogyakarta. Ikon Teralitera.

[2]  Fredrickson, George M. Rasisme : Sejarah Singkat. 2005. Yogyakarta. Bentang.

[3] ]  Fredrickson, George M. Rasisme : Sejarah Singkat. 2005. Yogyakarta. Bentang.

[4] Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan. pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun