Mohon tunggu...
Bedjo Slamet
Bedjo Slamet Mohon Tunggu... -

Selalu untung dan selamat, belajar menuangkan ide aneh di http://lampoeoeblik.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganti BBM Premium dengan Rokok Premium

12 November 2014   19:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:58 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia, dan sepertinya berkebalikan dengan peringkat kemakmuran rakyatnya, yang mungkin masih di peringkat tengah.
Istilah kerennya ironis, saat kemakmuran masih jauh dibawah tapi masyarakatnya sendiri lebih senang bermewah-mewah, membakar duit dengan sia-sia.
Dan kalau dikaitkan dengan kenaikan BBM, menjadi pembenaran untuk menaikkannya. Bakar duit aja ga sayang, giliran bbm dicabut subsidinya ribut-kalang kabut bukan kepalang.
Tapi masalahnya tidak begitu juga keles, dengan dinaikkannya bbm tidak serta merta membuat para perokok ini akan sedikit berhemat. Asupan candu yang sudah berbaur mendarah dan mendaging, tetap akan menuntut untuk dipenuhi sesuai takaran harian.
Ini bukan omong kosong, pengalaman pribadi krisis tahun 1998 saat rokok dari rp. 500 naik menjadi kisaran rp. 2000 tidak membuat saya berhenti merokok. (berhenti merokok tahun 2002 justru bukan karena bbm naik tapi dada mulai terasa sesek).
Kalau masalahnya hanya ingin membuat perokok ini “sedikit” tobat, tidak perlu menaikkan BBMnya. Masih ada cara lain yang mungkin malah bisa menjadi alternatif (penganti) subsidi. Yaitu dengan cara menaikkan pajak rokok, menaikkan cukainya hingga harga rokok bisa mendekati rp. 20rb sampai 30rb (menjadi rokok premium).
Hasil dari pajak rokok ini bisa dipakai untuk mensubsidi bbmnya, dengan begitu harga kebutuhan pokok tidak naik dengan liar, sementara para perokok jadi sedikit mikir untuk memenuhi tuntutan candunya.
Jadikan kenaikkan harga BBM sebagai alterternatif terakhir, dan beri penjelasan secara transparan tentang alasan kenaikkannya. Kenapa mesti naik 2rb? kenapa mesti naik 3rb? Berapa harga dasar minyaknya? Berapa biaya transportnya? Siapa pemenang tender jasa pengangkutnya? Kenapa jasa angkut A yang menang tender? Apa kelebihannya? Dan banyak pertanyaan dari awam seperti saya kenapa BBM mesti naik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun