Mohon tunggu...
Bedjo Slamet
Bedjo Slamet Mohon Tunggu... -

Selalu untung dan selamat, belajar menuangkan ide aneh di http://lampoeoeblik.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Kurikulum 2013 Di Hapus? (K13 Dimata Wali Murid)

7 Desember 2014   15:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:52 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai salah seorang wali murid anak kelas 1 SD yang kebetulan saat ini menggunakan kurikulum 2013, menyayangkan keputusan pemerintah menghapus kurikulum tersebut. Karena sejauh yang saya lihat ada beberapa hal bagus dari kurikulum tersebut:

Pertama: Buku paket yang terpadu berbeda dengan jaman saya sekolah, dimana pelajaran bahasa Indonesia, matematika, kesenian, PMP, dll yang dulu berdiri terpisah. Kini satu buku memuat beberapa mata pelajaran sekaligus, bahasa bisa masuk kedalam matematika, kesenian dan budi pekerti. Seperti misalnya, pelajaran berhitung dengan menggunakan cara soal cerita (ada unsur bahasa dan matematika), cara berkenalan yang baik dengan membuat kartu nama yang dihias (belajar membaca, menulis, budi pekerti dan prakarya/seni), dll.

Kedua: Anak lebih banyak diajak belajar berlogika dan praktek secara langsung, bukan lagi hanya sekedar teori dari masing-masing mata pelajaran. Anak juga diajak untuk bereksplorasi terhadap lingkungan sekitar dengan mengunakan contah-contoh keseharian.

Ketiga: Untuk anak SD sistem ini lebih berkesinambungan dengan cara pembelajaran anak TK, dengan begitu anak tidak begitu terlalu merasakan perbedaan dalam pembelajarannya.

Mudah-mudahan keputusan ini benar-benar diambil berdasarkan peninjauan dengan seksama, keputusan yang diambil memang berdasarkan kajian yang mendalam melalui tim khusus. Bukan hanya kajian dangkal dari laporan dan bisikan kiri - kanan, atau hanya sebatas kepentingan sesaat.

Dari kurikulum 2013 tersebut tidak adakah hal baik yang bisa dipakai? Tidak adakah sedikitpun yang bisa dimanfaatkan? Lantas bagaimana nasib buku-buku kurikulum 2013? Akankah mencetak lagi buku-buku baru untuk kurikulum baru? Anggaran mana lagi yang akan dipakai? Katanya ini saatnya untuk berhemat dan mengencagkan ikat pinggang anggaran negara?

Tanpa kajian yang mendalam, sangat disanyangkan jika anggaran yang sudah banyak dikeluarkan untuk kurikulum 2013 ini terbuang percuma. Mudah-mudahan ini memang yang terbaik, bukan ajang manjadikan murid sebagai kelinci percobaan atau ajang mencari proyek pengadaan buku beserta kelengkapannya dari kurikulum yang baru.

Buat saya pribadi, lebih senang anak memahami dan mengerti prosesnya dibandingkan dengan hanya sebatas hafal teorinya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun