PERLUKAH TAAT PADA PIMPINAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ?
Bedjo Santoso
Kebanyakan  tulisan akhir-akhir ini adalah menyoroti bagaimana jadi pemimpin yang match  dengan  era disrupsi ini dan ini sangat penting, beberapa tulisan top sudah di published misal oleh Prof Siti Nurhayati, dan Prof. Nissa, dan itu tulian yang mencerahkan untuk menganalisa dari sisi supply menjadi triger dalam MENCAPAI FALAH. Namun demikian, juga harus diimbangi dengan dari sisi demand yakni bagaimana the follower must be obey to the leader. Sehingga equillbrium dari sisi supply dan demand akan menghasilkan imbangan  yang  harmony.
Ketaatan kepada pemimpin (dengan kebaikan) kepada otoritas  adalah sangat penting,  sebab pemimpin yang dibentuk  dan sisepakati dalam suatu proses yang disepakai bersama adalah syah[1]. Para ulama Islam mengatakan wajib untuk taat dan mengikuti para pemimpin/otoritas selama mereka tidak memerintahkan kita untuk tidak menaati Allah dan Nabi-Nya yang mulia Muhammad SAW. Namun, mereka menambahkan, tidak ada ketaatan kepada para pemimpin dan merupakan otoritas ketika mereka memerintahkan pengikutnya untuk tidak taat kepada Allah dan Nabi-Nya, Muhammad SAW. Hal ini sejalan dengan apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur'an pasal 4:59:
 "Hai kamu yang telah beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya dan orang-orang yang berwenang di antara kamu. Dan jika Anda tidak setuju atas apa pun, kembalikan masalah ini kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad, saw) jika Anda benar-benar percaya kepada Allah dan Hari Terakhir. Itu adalah [cara] terbaik dan hasil terbaik.".
 Dan itu juga sejalan dengan Nabi SAW  bersabda: "Barangsiapa menaati aku, sesungguhnya telah menaati Allah; barangsiapa yang tidak menaati aku, sesungguhnya telah tidak menaati Allah.Â
Barangsiapa yang menaati pemimpin, sesungguhnya telah menaati aku; barangsiapa yang tidak taat kepada pemimpin, sesungguhnya telah tidak menaati aku". (Bukhari dan Muslim). Nabi Muhammad SAW, juga bersabda: "Dengarkan dan patuhi, bahkan jika seorang budak kulit hitam, jelek, berkepala kecil dijadikan pemimpinmu". (Bukhari dan Muslim). Nabi SAW Â lebih lanjut bersabda :
Dengarlah dan patuhilah bahkan jika kamu dipukuli (secara tidak adil) dan kekayaanmu disita secara salah (oleh pemimpin) tetap taatlah padanya." (Muslim dan Abu Dawud).
 Imam Al-Fudhayl Ibn 'Iyadh (RA) berkata: "Jika saya memiliki doa yang baik (yang akan diterima oleh Allah), saya akan mendoakan untuk pemimpin. Kita telah diperintahkan untuk berdoa bagi mereka dengan kebaikan dan kita tidak  diperintahkan untuk mengutuk mereka bahkan jika mereka adalah pelanggar dan penindas. Ini karena ketidakadilan mereka hanya akan berada di leher mereka (sebagai dosa) dan keberadaan mereka yang lurus (karena permohonan yang baik bagi mereka) akan menjadi untuk mereka dan bagi kita." (Al-Wajiz fi 'Aqidah as-Salaf). Imam Al-Hassan Al-basary (RA) juga mengatakan: "Pergilah dan ketahuilah, semoga Allah memperbaiki urusanmu, bahwa ketidakadilan oleh seorang pemimpin (tiran) adalah cobaan dari Allah. Dan pencobaan dari Allah tidak dapat disingkirkan dengan pedang (kekerasan); itu hanya dapat dihapus melalui doa-doa, pertobatan, penyesalan dan menjauhi dosa-dosa. Jika pengadilan dihadapkan dengan pedang (kekerasan), itu menjadi semakin kuat dan sulit." (AL-Adabu Al-Hassan Al-basry dari Ibnu Al-Jawziy).
Dikatakan juga bahwa Al-Hassan Al-Basry melihat seorang pria mengutuk Al Hajjaj Ibn Yuusuf (yang merupakan salah satu pemimpin tiran dalam sejarah Islam), dan dia (Al-Basry) berkata: 'jangan lakukan itu lagi! Semoga Allah mengasihani Anda; dari antara kalianlah ia (Al Hajjaj) dibawa keluar untuk menjadi pemimpin anda. Sesungguhnya kita takut bahwa jika dia diganti atau dia mati, seorang pemimpin yang lebih buruk darinya dapat ditunjuk atas Anda (karena perilaku buruk Anda). (Al-Adabu Al-Hassan Al-Basry).
Islam menekankan pentingnya adab atau akhlak dalam beretika dan hormati pimpinan. Demikian juga saat memberikan nasihat kepada siapapun termasuk pimpinan, tidak boleh dengan cara yang kasar, Â terbuka, sengaja mempermalukan, dan tidak boleh semaunya sendiri dan meninggalkan adab.