Mohon tunggu...
Ujang basir
Ujang basir Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir dan dibesarkan PALEMBANG, melarat di tanah jawa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi JK adalah Kita

27 Juli 2014   10:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:03 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi Center dan Radio Jokowi memutuskan untuk ikut mengawal proses penjaringan nama-nama calon menteri yang dianggap layak oleh rakyat. Pemilihan menteri memang hak prerogatif Presiden. Namun bukan berarti rakyat tidak bisa berpartisipasi.

Di dalam memilih daftar nama calon-calon menteri ini, kami melakukan diskusi intensif dengan berbagai kalangan: aktivis, intelektual, wartawan dan juga para politikus. Nama-nama ini kami hadirkan, dan Anda kami persilakan untuk memilihnya sebagai bagian dari laku politik.

Selamat memilih, tetap tersenyum dan tetap mendukung Jokowi-Jusuf Kalla, untuk Indonesia yang lebih hebat, mandiri, dan bermartabat.

Begitulah pengantar Kabinet Alternatif Usulan Rakyat ( KAUR) yang saya lihat di website Jokowi Center

Patut di apresiasi memang kreatifitas tim yang dibentuk tim penyusun Kabinet Alternatif Usulan Rakyat, kenapa dibilang kreatif karna penyaringan ini hanya untuk dijadikan referensi, belum tentu di akomodasi.

Namun sangat di sayangkan dalam penyusunan daftar nama tersebut sepertinya hanya mengutamakan nama-nama calon Menteri sebagai pembantu Presiden nantinya tanpa di iringi oleh profile para kandidat.

Ada hal yang cukup penting sebetulnya selain memilih dan menyebutkan nama kandidat Menteri dalam kabinet pemerintahan yang akan datang. Kita lupa membahas target apa yang akan dicapai oleh kabinet tersebut, sebab dengan demikian kita sebagai pengusul dapat mempertimbangkan kandidat yang aka kita usulkan.

Ada banyak anak negeri yang dapat dipercaya untuk menduduki jabatan Menteri di Negara ini, tapi tidak semua orang tahu, apa dan siapa latar belakang atas nama yang disebutkan dalam daftar nama panjang tersebut.

Selama ini masyarakat hanya paham dengan orang-orang yang selama ini seliweran di televise tapi tidak kenal dengan orang yang berprestasi tapi luput dari liputan media.

Contoh kecil adalah, apakah orang diluar Jakarta tahu dan mengenal siapa itu Pak Anis Basweda dan mengetahui apa dan bagaimana itu Universitas Paramadina. Pak Anis Baswedan masih mending sering nongol di televise sebagai narasumber dan tokoh akademisi, nah yang lainnya…???

Alangkah baiknya jika siapa saja yang ada didafar kandidat tersebut dibarengi juga dengan Auto Biografi beliau yang disertakan dengan disiplin ilmu dan prestasi apa saja yang telah di ukir oleh para kandidat serta berapa usia beliau-beliau itu saat ini. Jika perlu disertakan pernah gagal dalam bidang apa saja berikut dengan alasanya. Jangan sampai kita memilih untuk jabatan tertentu yang dibutuhkan enerjik dan totalitas tapi secara physik sudah tidak mendukung.

Diharapkan dengan demikian, pemilihan atas usulan ini bukan bersifat selebritas.

Dan yang lebih penting lagi adalah jangan kita memindahkan orang yang saat ini sudah tepat pada jabatannya atau dengan kata lain mencoba mengotak atik yang saat ini kita sudah miliki, seperti Pak Abraham Samad sebagai ketua KPK, Ibu Risma sebagai Wali Kota Surabaya, kang Emil yang sedang berusaha sekuat tenaga membenahi Kota Bandung.

Menurut saya biarlah orang-orang yang sudah tepat saat ini melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, karna mereka dibutuhkan oleh rakyatnya disana.

Dan maaf, sekali lagi maaf. Kenapa ada mantan menteri yang setahu saya sudah pernah di hukum…????

Seberapa jelikah tim penyusun semua ini, janganlah terulang kembali masa 5 tahun ke depan harus dihabiskan dengan debat kusir masalah hukum bagi mereka yang akan menjabat nantinya.

Waktu masih panjang untuk menimbang-nimbang, selamat bekerja tim penyusun aspirasi arus bawah.

Dengan tidak bermaksud mencela, ini hanyalah usulan, sebab dari sekian nama yang disodorkan banyak yang saya sendiri tidak kenal muka dan rupa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun