Mohon tunggu...
Rahma Ismail
Rahma Ismail Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Saya perempuan yang lahir dan tumbuh kembang didataran tinggi Gayo. Suka sastra dan musik. itu saja yah. Ok berijin! Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Drama

'Something' About Love

5 November 2014   04:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:36 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku gak pernah gak ketawa setiap kali teringat saat dimana dulu kita belum begitu dekat.
saat itu, setiap kali bertemu kamu, kamu selalu kelihatan kumal dan, gayamu begitu abal-abal. Padahal, si Mak Comblang kita itu bilang bahwa kamu cool, kamu senior dikomunitasmu, kamu begini dan kamu begitu, tapi tampaknya gak buat aku. Kamu selalu berusaha untuk say hello lebih dulu padaku. Sedikit mencoba berbasa-basi dan akhirnya kamunya malah salah tingkah sendiri sampe terbatuk-batuk. Wahahaa!

Kamu yang gondrong, yang sering berdiri didekat tebing,  yang selalu ada tali yang terselip dibahumu, serta beberapa alat memanjat lainnya. Kamu gak tau kan? Kalo dulu terkadang kamu malah tampak menyeramkan dimataku. (*&*^%&%^$)

Aku risih. Sebab kunilai kamu itu orangnya terlalu ekstrim. Waktu itu, kamu malah sering sms aku dan... dengan bantuan mak comblang kita yang baik itu, akhirnya kita GAK sempat jadian. Ahahaag. Dia jadi  kasian sama aku yang waktu itu jomblo karena merasa pilihannya kurang tepat.

Then, komunikasi kitapun lenyap seiring waktu berlalu, hingga di TIGA TAHUN BERIKUTNYA. Daaan entah bagaimana awalnya pada suatu waktu komunikasi itupun terjalin lagi sampe akhirnya kita sering ketemu.

Ehemm, sebuah pepatah yang sering kita dengar yakni "takenalmakataksayang,” Begitu ya? Yak, dan itu benar adanya. Entah darimana bermula, tiba-tiba saja seperti ada sesuatu yang membuat aku menjadi betah berada didekatmu. Adakalanya kamu dingin dan kita hanya diam menikmati suasana yang ada. Tapi kamu gak tau kan, kalo itu malah membuat aku jadi lebih ‘berani’. Aku curi-curi pandang ke kamu. Aku beri kamu senyum banyak-banyak sampe kamu gak tidur semalaman karena terus pengen nelfon aku. Wahahaha!!!

Kamu ya! Kamu tidak terlalu romantis, namun, itu cukup buat aku. Ini terjadi entah karena aku pernah bilang ke kamu,bahwa aku tak suka laki-laki yang perayu, atau entah kamu memang orangnya begitu, walau terkadang pada saat-saat tertentu, aku sebenarnya menunggu-nunggu untuk kau rayu. Wkwkwkwk!!!

Terkadang, kamu memperlakukan akuseperti seorang komandan. Kita bercanda, tertawa, bercerita bersahaja. Dari semua itu,aku jadi lebih tau kamu. eng ing enggggg...dan akhirnya kita menjadi dekat. Kali ini benar-benar dekat.

Ketika kita  memutuskan untuk saling mengenal lebih jauh satu sama lain, eh aku malah lebih dulu kebablasan perasaan, padahal, dari sisi visual, kamu belum banyak perubahan. Hanya saja ketika didekat kamu, aku merasa nyaman. Waduuh, ini sangat aneh. Semakin lama, getaran itu semakin aku rasakan. Grgkgrkgrkr!!!

Aku sempat bingung. Gak tau kenapa, kok tiba-tiba seleraku berubah. Kamu, yang dulu aku gak suka eh malah jadi suka. Kamu, yang dulu didekatmu aku risih, eh malah jadi merasa terlindungi. Dan banyak lagi keterbalikan suasana yang aku rasakan sebelum dan sesudah kita dekat.

Usia kita yang bertaut sejauh delapan tahun ini, kujadikan sebagai senjata paling ampuh untuk bisa bermanja-manja denganmu. Dan aku sangat suka itu. Kedewasaanmu, ke 'biasa' an-mu, dan bahasamu yang tertata, apalagi kesedianmu untuk memotong rambutmu yang gondrong itu demi aku. Ahaahagg!

Kedekatan kitapun terus terjalin sampe suatu hari... dengan sangat beraninyahh, kau memutuskan untuk melamarku menjadi isterimu... Aw aduhh!!!

Aku GAK  mungkin bilang TIDAK!

Saat itulah kusadari bahwa Sang Maha Cinta telah  merenggangkan waktu untuk kita berjodoh agar masing-masing kita bisa "belajar". Belajar banyak hal dari sekeliling kita. Itu sebuah misteri yang indah, bukan?

Dan aku menangis ketika saat yang luar biasa itu tiba, tepatnya 25 September 2013 lalu. Aku sangat bersyukur atas momen yang paling indah itu. Betapa tidak, telah ia pertemukan kita melalui proses yang bagiku sedikit konyol.

Ia berikan kesempatan bagiku tuk menyempurnakan separuh agamamu, menjadi imamku, semoga kelak kau bimbing aku kedalam jannahnya. Maka, pernikahan itu bukanlah sekedar hadiah dan ketetapan darinya, namun, sekaligus menjadi ladang bagi kita untuk menanam amal yang kelak akan kita tuai bersama. Amin!

Kini aku dan kamu bersatu dalam mahligai cinta yang legal. Cinta ini terasa semakin indah. Kita tau bahwa kehidupan ini tak selalu berjalan seperti apa yang kita inginkan, tapi, tetaplah ajari aku. Jangan biarkan aku menjadi rapuh saat aku down. Jadi, apa yang telah kamu lakukan selama ini, adalah sungguh luar biasa. Kamu yang mengerti aku, yang faham aku seperti apa, yang tau baik burukku; dengan cinta.

Abang, terimakasih ya untuk cintanya. Yuk kembali kita arahkan cinta ini kepadanya...

Takingen

2 Februari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun