Aku GAKÂ mungkin bilang TIDAK!
Saat itulah kusadari bahwa Sang Maha Cinta telah merenggangkan waktu untuk kita berjodoh agar masing-masing kita bisa "belajar". Belajar banyak hal dari sekeliling kita. Itu sebuah misteri yang indah, bukan?
Dan aku menangis ketika saat yang luar biasa itu tiba, tepatnya 25 September 2013 lalu. Aku sangat bersyukur atas momen yang paling indah itu. Betapa tidak, telah ia pertemukan kita melalui proses yang bagiku sedikit konyol.
Ia berikan kesempatan bagiku tuk menyempurnakan separuh agamamu, menjadi imamku, semoga kelak kau bimbing aku kedalam jannahnya. Maka, pernikahan itu bukanlah sekedar hadiah dan ketetapan darinya, namun, sekaligus menjadi ladang bagi kita untuk menanam amal yang kelak akan kita tuai bersama. Amin!
Kini aku dan kamu bersatu dalam mahligai cinta yang legal. Cinta ini terasa semakin indah. Kita tau bahwa kehidupan ini tak selalu berjalan seperti apa yang kita inginkan, tapi, tetaplah ajari aku. Jangan biarkan aku menjadi rapuh saat aku down. Jadi, apa yang telah kamu lakukan selama ini, adalah sungguh luar biasa. Kamu yang mengerti aku, yang faham aku seperti apa, yang tau baik burukku; dengan cinta.
Abang, terimakasih ya untuk cintanya. Yuk kembali kita arahkan cinta ini kepadanya...
Takingen
2 Februari 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H