Novi yang dalam film diceritakan sedang mengandung tetap harus melakukan pekerjaan rumah seperti menjemur baju, memasak dan melayani suaminya. Bahkan kesetiaannya saat ditinggal oleh suaminya merantau masih diremehkan dan bahkan ia difitnah tidur dengan laki-laki lain.Â
Kesetaraan hak dan kewajiban dalam hidup Novi di film ini tidak terlihat. Suaminya merantau dan tidak mau pulang apabila anaknya belum lahir, bahkan ketika Novi mendatanginyapun ia malah memfitnah dan menampar Novi.
3. Â Perjuangan perempuan sebagai manusia merdeka
Gambar 1.1 saat Marlina memegang parang yang melambangkan maskulinitas di Sumba telah dipatahkan oleh Marlina dan membuktikan bahwa perempuan juga memiliki daya untuk melawan laki-laki.
Gambar 1.2 raut wajah Marlina dengan senyum tipis yang menggambarkan perasaan bangga karena berhasil membunuh tiga orang perampok yang hendak menyetubuhinya. Adegan ini kembali membuktikan bahwa perempuan juga akan memperjuangkan haknya sebagai manusia merdeka.
Gambar 1.3 keberanian Novi saat melawan perampok yang merampas kehormatan Marlina di dalam kamar. Novi dengan yakin mengayun dan kemudian mengarahkan parang ke leher perampok untuk menyelamatkan Marlina. Â
Pada ketiga gambar di atas Marlina dan Novi mematahkan akar pemikiran masyarakat yang menjadi prinsip dan orientasi feminisme dengan memberanikan diri untuk berjuang menyelamatkan diri mereka.
Daftar Pustaka:
Costanzo, W. V. (2014). World Cinema through Global Genres. United Kingdom: Wiley Blackwell.
Gibbons, Z., & Nadjemudin, A. (2017, Oktober 2). Film Marlina dapat penghargaan di Maroko. Retrieved from antarasulteng: antaranews.com
Setuningsih, N., & Ridwansyah, D. (2018, Desember 8). Film Marlina Raih 3 Penghargaan di Asian Academy Creative Awards 2018. Retrieved from Jawapos.com:Â jawapos.com