Mohon tunggu...
Nova Warsito
Nova Warsito Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk kenang-kenangan di masa depan :)

Melupakan yang sudah seharusnya, mengingat yang secukupnya. -novaw

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Wisata di Papua Sepertinya Terlalu Mahal"

2 Agustus 2019   14:56 Diperbarui: 2 Agustus 2019   15:45 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Meskipun alam di Kota/Kabupaten Sorong memberikan keindahan dan kesejukan mata dan batiniah, tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat dalam mengelola kawasan wisata. Menurut UU. Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Selain tugas mengelola, saran dan kritik masyarakat umum dapat menjadi suara untuk melakukan studi kelayakan potensi wisata.

Nah, hal ini yang sering dilewatkan oleh pemerintah dan pengusaha yang menciptakan ruang wisata. Misalkan saja Danau Framu yang berada di daerah Maybrat, untuk mencapai ke Maybrat dibutuhkan waktu tempuh kurang lebih lima jam. Namun,ibaratkan kita mendengarkan suara musik tanpa mengetahui sumbernya, tidak ada sama sekali plang atau arah tanda jalan yang menuju ke lokasi tersebut. Saya dan teman-teman mengalami hal tersebut, yang mana kami harus bertanya kepada warga setempat untuk arah ke lokasi Wisata Danau Framu.

Dari skala 1 sampai dengan 10, saya akan memberikan nilai 8 untuk pentingnya studi kelayakan tempat wisata yang ada di Kota/Kab. Sorong. Studi kelayakan memiliki magic strategi untuk melihat peluang apa saja yang diperoleh dari keindahan alam yang dimiliki oleh Tanah Papua Barat. Tidak sekedar menciptakan kawasan wisata tanpa memperhitungkan pengelolaan alam dan perencanaan matang terhadap infrastruktur jalan serta fasilitas umum.

Diperlukan juga sumber daya manusia yang mendukung keberlangsungan kegiatan kepariwisataan tersebut agar lebih terstruktur. Sepertinya jabaran yang diberikan penulis terlalu bertele-tele. Bagi penulis tulisan ini adalah bentuk harapan kepada wisata alam baru, yang lebih tertata dan diperhatikan oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Kalau ditanya sebagai masyarakat kita bisa apa? Jawabannya kita bisa melakukan banyak hal.

Salah satunya adalah menjaga lingkungan, dengan tidak meninggalkan jejak sampah dan hajat di kawasan wisata. Bawalah kembali sampah makanan dan minuman dan buanglah pada tempah sampah (mengingat sebagian besar wisata alam pantai, gunung, dll tidak memiliki tempat sampah). Hal kecil positif yang kita lakukan baik kepada sesama manusia dan kepada alam akan memberikan kebaikan terhadap diri kita sendiri.

Jadi, kembali ke laptop! Ingin jalan-jalan menghilangkan stress pekerjaan, stress kuliah, stress belum ketemu jodoh sepertinya akan tereduksi dengan melakukan perjalanan wisata alam. Sekali lagi saya bukan menuntun ke jalan sesat, jangan tergiur dengan keindahan bawah laut di Raja Ampat kalau main ke sana masih takut dengan teriknya matahari, apalagi takut untuk menyelam (sama dengan membuang waktu, tenaga, dan uang). Kalau hanya sekedar menghilangkan suntuk dan kebosanan, luangkanlah waktu untuk bermain ke indahnya danau-danau di Maybrat, bisa juga mengunjungi tempat permandian air panas di kawasan kilo, atau melihat sunrise di Bukit Petik Bintang. Wisata alam di Sorong tidak akan ada habisnya, jadi jangan biarkan impian untuk bertamasya ria hanya menjadi utopis belaka.

 

"Cerita dia pu sungai yang deras....

cerita dia pu hutan yang luas... 

 

tempat matahari selalu menyanyi....

tempat cendrawasih selalu menari.... ". 

Oleh Pacenogei

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun