Mohon tunggu...
Hanifah Khairunnisa
Hanifah Khairunnisa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Waduh itu orang mikir apa ya tentang gue?" (PERSEPSI)

22 Mei 2014   19:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:14 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HUAHAHAHAHAHAHAHAHA AYO GAMBAR APA ITU , aduh maaf capslock jebol.

oke oke ekhem kita bahas soal gambar ini deh huahahaha. pada mikir apa hayoooooo? huahahaha, astaga kenapa saya senang sekali(?).

Serius ah.

Nah kalian kalo liat gambar itu pasti punya pandangan dan pemikiran sendiri kan? itu namanya persepsi. Masih belum jelas soal persepsi? baca deh.

PERSEPSI

pengertian persepsi merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.

berat ga bahasanya?

kalo menurut saya ya persepsi itu adalah pemikiran kita atau pandangan kita mengenai suatu hal.

Pada dasarnya, letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsi, bukan pada suatu ungkapan ataupun objek.

Sifat-Sifat Persepsi

Pertama, persepsi adalah pengalaman

kita mempersepsikan sesuatu biasanya itu pasti "membandingkan" atau melakukan "perbandinga" , di bandingkan dengan apa? ya tentunya pengalaman kita tentang hal yang akan kita persepsikan. Kalo kita mempersepsikan tanpa ada basic nya atau dasarnya ya nanti yang ada kita lost, jadi bingung sendiri.

Kedua, persepsi adalah selektif

Ketika mempersepsikan sesuatu, kita cenderung memperhatikan hanya bagian-bagian tertentu dari suatu objek atau orang. Dengan kata lain, kita melakukan seleksi hanya pada karakteristik tertentu dari objek persepsi kita dan mengabaikan yang lain. Dalam hal ini biasanya kita mempersepsikan apa yang kita “inginkan” atas dasar sikap, nilai, dan keyakinan yang ada dalam diri kita, dan mengabaikan karakteristik yang tidak relevan atau berlawanan dengan nilai dan keyakinan tersebut.

Ketiga, persepsi adalah penyimpulan

Proses psikologis dari persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas informasi yang tidak lengkap. Dengan kata lain, mempersepsikan makna adalah melompat kepada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data yang dapat ditangkap oleh indra kita. Sifat ini saling mengisi dengan sifat kedua. Pada sifat kedua persepsi adalah selektif karena keterbatasan kapasitas otak maka kita hanya dapat mempersepsi sebagian karakteristik dari objek. Melalui penyimpulan ini kita berusaha mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai objek yang kita persepsikan atas dasar sebagian karakteristik dari objek tersebut.

Keempat, persepsi tidak akurat

Setiap persepsi yang kita lakukan, akan mengandung kesalahan dalam kadar tertentu. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh pengalaman masa lalu, selektivitas, dan penyimpulan. Biasanya ketidakakuratan ini terjadi karena penyimpulan yang terlalu mudah, atau menyamaratakan. Adakalanya persepsi tidak akurat karena orang menanggap sama sesuatu yang sebenarnya hanya mirip. Dan semakin jauh jarak antara orang

Kelima, persepsi adalah evaluatif

Persepsi tidak akan pernah objektif, karena kita melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai dan keyakinan pribadi yang digunakan untuk member makna pada objek persepsi. Karena persepsi merupakan proses kognitif psikologis yang ada di dalam diri kita maka bersifat subyektif. Fisher (1987 : 125) bahkan mengemukakan bahwa persepsi bukan hanya merupakan proses intrapribadi, tetapi juga sesuatu yang sangat pribadi, dan tidak terhindarkannya keterlibatan pribadi dalam tindak persepsi menyebabkan persepsi sangat subjektif.

BEBERAPA ELEMEN DARI PERSEPSI

Elemen Pertama adalah sensasi pengindraan dan interpretasi. Ketika orang menangkap sesuatu melalui indranya (melihat, mendengar, mencicip, membau, atau meraba) maka secara simultan dia akan menginterpretasikan makna dari hasil pengindraanya. Sebagi misal, apa yang akan terjadi ketika kita mencium mawar? Apakah pertama kali kita mendapatkan sensasi fisik (bau), baru kemudian persepsi psikis (keharuman yang dihubungkan dengan mawar)? Apakah pertama kita membau dan kemudian membau mawar? Tentunya bukan itu yang terjadi karena kita mengasosiasikan sensasi kita dengan keharuman mawar yang telah kita kenal secara serempak/simultan. Dengan kata lain, adalah tidak mungkin untuk memisahkan antara sensasi dengan persepsi.

Harapan, yang merupakan elemen kedua dari persepsi, dapat menjadi kekuatan yang sangat berarti dalam mengarahkan persepsi, meskipun adakalanya bertentangan dari rasio.
Harapan mempengaruhi persepsi terhadap diri pribadi seperti persepsi terhadap objek lainnya. Kita berharap untuk mendapat simpati dari orang yang baru kita kenal, dan kita biasanya akan merasa senang bila orang tersebut memang bersimpati kepada kita. Artinya, kita berharap bahwa harapan kita akan terpenuhi. Jika akhirnya harapan kita tidak terpenuhi maka reaksi pertama kita adalah merasionalisasikan hal tersebut dan meletakkan kesalahan pada hal-hal yang berada di luar kendali kita.

nah seringkan kita kalo ada harapan ga kecapai kita nyalahin oranglain? contoh ya, kayak kalo kamu dapet nilai jelek pas ulangan terus ga terima malah bilang "ah yang lain pada nyontek" atau "gurunya nih ngajarnya ga bener kan jadi ga ngerti" , semacam itulah.

Elemen Ketiga adalah bentuk dan latar belakang (figure & background). Salah satu cara untuk memahami proses persepsi terletak pada kemampuannya untuk membeda-bedakan antara berbagagi jenis informasi. Orang yang mempersepsi, membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang penting dari yang tidak penting, yang relevean dari yang tidak relevan.Dengan kata lain, persepsi mencakup pembedaan antara informasi yang menjadi „figur‟ dan informasi yang menjadi background. Orang biasanya ingin meyakini kebenaran persepsinya.

Persoalannya adalah bagaimana menguji dan menginterpretasikan nilai kebenaran. Cara yang biasa digunakan untuk menentukan kevalidan persepsi kita adalah membandingkan dengan sesuatu. Dengan demikian, perbandingan merupakan elemen keempat dari persepsi, jika makna yang dipersepsikan konsisten atau mirip dengan criteria yang digunakan sebagai pembanding (pengalaman masa lalu kita akan menganggapnya valid. Ketika kita menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan criteria pembanding maka kita akan mengalami ketidaksesuaian kognitif atau inkonsistensi kognitif. Sehingga kita merasa perlu untuk menyingkirkan inkonsistensi tadi sebagai upaya untuk mengatasi ketidaksesuaian psikologis kita.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi


Faktor Eksternal terdiri dari Fisiologis, Perhatian, Minat, Kebutuhann yang Searah, Pengalaman dan Ingatan serta Suasana Hati.

Faktor Internal terdiri dari Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus, Warna dari obyek-obyek, Keunikan dan kekontrasan stimulus, Intensitas dan kekuatan dari stimulus serta Motion atau gerakan.

ini nih lanjutan komik tadi wkwkwk jangan mikir macem-macem ya, satu macem aja.

14007379451404146414
14007379451404146414

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun