7. Kita ini perantau, Â bekejalah dengan sekuat tenaga untuk membangun diri dan dengan itu akan dapat membangun orang lain.
Tentu masih ada hal lain lagi, tetapi dalam kesempatan ber"cermin" Â diri dari kejadian di atas, saya coba menghadirkan kembali saat -saat anak remaja saya sedang menjalani masa - masa sekolah seperti seorang Sonya saat ini, dan apa yang sudah saya jalankan sebagai seorang Ibu dengan tidak bosan - bosannya. Tidak ada Ibu yang sempurna , tetapi selalu ada Ibu yang berjuang, berusaha, bergulat, melawan perasaan, menahan tangis bahkan tidak lelah dan penat berharap agar kata - kata dan kalimat nasihatnya tidak terbang bersama angin tetapi lekat erat pada pikiran, hati dan pada gilirannya menjelma menjadi " nilai" Â ke-hidup-an seorang anak yang kelak juga boleh menjadikan orang lain mempunyai kehidupan yang ber-"nilai".
Untuk sesama kaum Ibu, atau para calon Ibu...tidak ada kata terlambat untuk hati yang terbuka bagi sebuah niat dan harapan serta usaha menjadikan manusia - manusia yang bernilai yang diharapkan oleh bangsa dan dunia ini.
* Ada sekolah khusus menjadi dokter, Guru, Programer, Desainer, Arsitek dan lain-lain, tetapi tidak ada sekolah khusus menjadi Orang tua/Ibu, selain sekolah kehidupan.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H