tarian caci merupakan salah satu tarian kesenian Manggarai yang masih banyak dijumpai di masayarakat Manggarai.Tarian caci merupakan tarian perang sekaligus permainan rakyat antara sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk dan perisai di flores,NTT indonesia.Penari yang bersenjatakan cambuk ( pecut ) bertindak sebagai penyerang dan seseorang lainnya bertahan dengan menggunakan perisai ( tameng ) . Tarian ini dimainkan saat syukuran musim panen ( hang woja ) dan ritual tahun baru ( penti ). Upacara pembukaan lahan atau upacara adat besar lainnya ,disertakan untuk menyambut tamu pentingÂ
Seorang laki-laki yang berperan sebagai pemukul disebut ( paki ) berusaha memecut lawan dengan pecut yang dibuat dari kulit kerbau atau sapi yang dikeringkan . Pegangan pecut dibuat dari lilitan kulit kerbau diujung pecut dipasang kulit kerbau tipis yang sudah kering dank eras yang disebut lempa atau lidi enauyang masih hijau disebut ( pori).Laki-laki yang berperan sebagai penangkis disebut ( ta,ang ) menangkis lecutan pecut lawan dengan perisai yang disebut ( nggiling ) dan busur dari bambu berjalin rotan yang disebut ( agang atau tereng ).Perisai yang berbentuk bundar,berlapis kulit kerbau yang sudah dikeringkan. Perisai dipegang dengan sebelah tangan lainnya memegang busur penangkisÂ
fungsi tarian caci simbolis melambangkan kejantanan,keramaian,kemegahan,dan sportifitas bagi kelangsungan hidup  masyarakat Manggarai sebagai ikon pariwisata. Perisai ditangan kanan adalah lambang rahim dan ibu pertiwi.Tongkat anyaman ditangan kiri berfungsi sebagai pelindung adalah lambang langit.Tarian caci diiringi oleh alat musik tradisional seperti gendang dan gong,serta nyanyian nenggo atau dare dari para pendukungÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H