Apa rasanya melakukan hal untuk pertama kalinya? Hal ini sudah sering saya lakukan namun..Saya terbiasa memulainya dari hal kecil dan merangkak dari hal kecil tersebut menuju ke hal besar dan seterusnya. Yang kali ini cukup berbeda...
Awal cerita saya pun tak menyangka mengemban tugas yang besar ini, yaitu dipilih sebagai host atau moderator di sebuah acara 17 Agustusan dan perdana dilakukan via Zoom. Â Saya hanya mengiyakan namun meragukan kemampuan saya dalam membawakan sebuah acara yang kategorinya menurut saya termasuk formal karena ini mewakili nama organisasi kebudayaan. Sesaat setelah mendengar jalannya acara, hati saya tak terhenti terus memikirkan bagaimana saya dapat menampilkan acara ini sebaik mungkin di depan guest speaker yang telah meluangkan waktu yang perbedaan jamnya terlampau jauh dengan saya.Â
Saat saya diberi tugas, hari itu juga saya menghentikan segala aktivitas saya dan saya hanya berkutik di depan video YouTube untuk melihat bagaimana seseorang dapat membawakan acara yang menarik dan tidak membosankan. Bagaimana tidak, perasaan saya yang bercampur senang dan ragu ini terus bertanya ke diri saya, mampukah saya membawakan acara ini lancar hingga selesai? Â
Saat itu saya hampir saja lengah dan hampir melupakan untuk mempersiapkan hal lain di luar itu, seperti persiapan presentasi, persiapan bagian teknis (apakah Zoom call akan error nantinya, saya sudah harus siap segala hal yang terjadi), lalu juga tak lupa saya mencatat apa saja yang perlu saya siapkan.Â
Setelah mempersiapkan segalanya, saya berasa masih saja ada yang kurang seperti foto-foto para guest speaker. Sebisa mungkin saya ingin membuat acara yang berdurasi satu jam ini bermakna dan lancar. Saya sangat berterima kasih pada ibu ketua yang sungguh menerima saran saya dengan baik dan selalu berusaha untuk membantu saya membuat presentasi ini.Â
Pada saat malam tiba, saya tak pernah berhenti untuk selalu belajar menjadi host di depan para tamu. Saya masih mencari tempat sunyi untuk mempelajari skenario yang telah saya tuliskan sebelumnya. Dan benar, ini sangat membantu saya untuk lebih percaya diri. Belum lagi, teman baik saya yang selalu siap menemani saya saat saya mulai putus asa. Dukungan adalah hal penting di kala rasa percaya diri kita mulai surut perlahan-lahan.
Hari-hari yang ditunggu pun tiba. Saya dengan semangatnya menyebarkan link acara ini kepada khalayak umum. Namun hampir saja kita menghadapi masalah yaitu link yang digunakan ternyata salah. Saya paham ini kesalahan biasa, tapi untungnya saya mengetahuinya dan langsung memperbaiki. Kita pun sempat mengadakan gladi resik atau latihan sebelum acara dimulai.
Beberapa kali banyak masalah teknis dan waktu acara pun segera dimulai. Saya hanya mengingatkan para member untuk lakukan yang terbaik saja. Mungkin nyanyi bareng kali ini tidak bisa dilakukan secara bersama-sama, tapi ini untuk pelajaran buat saya dan para member untuk merekam terlebih dahulu sebelum memulai acara seperti ini.
Awal saya memulai acara saya agak sedikit gugup. Untung saja bu ketua mengajak para guest speaker untuk berbincang-bincang sejenak sebelum memulai. Belum lagi saya harus menjadi co-host juga, di mana pekerjaan saya terhitung dobel. Haha. :D Bukannya saya mau, tapi memang hanya akun saya sendiri yang premium dan tidak bisa mengundang salah satu member atau bu ketua untuk menjadi co-host nya. Untung saja acara berjalan lancar, termasuk acara menyanyinya.
Terkadang ada satu sampai dua kesalahan teknis atau saya telat menerima tamu masuk ke Zoom meeting. Tapi jujur saya menjadi tenang sendiri saat acara berlangsung dengan baik. Sejak saat itu saya menghargai betapa pengalaman ini menjadi salah satu pengalaman berharga dalam hidup saya. Dan saya juga sangat berterima kasih atas apresiasi para member dan non-member untuk dukungannya terhadap organisasi kami.Â
Untuk yang ingin lebih tahu mengenai organisasi kami, bisa berkunjung ke https://www.facebook.com/Indonesian-Cultural-Association-1458805191009006 atau cek video acara perdana kami di sini https://www.youtube.com/watch?v=1LX3SuALgZ0Â
Salam sejahtera,
dari Beatrix, sang anak perantau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H