Pertama kali saya bersekolah di Amerika, saya tidak pernah terpikirkan jika saya dapat mengikuti berbagai perkumpulan. Biasanya saya hanya sekedar ikut perkumpulan di dalam sekolah tapi itu pun tidak bertahan lama dikarenakan jadwal sibuk saya.
Saya termasuk orang yang introvert atau tidak terlalu suka mengenal banyak orang. Namun, setahun setelahnya, saya terpikirkan untuk mengubah pola pikir saya menjadi lebih terbuka terhadap pertemanan di luar.Â
Selama ini saya rasa saya terlalu menutup diri untuk pergaulan dan komunitas.
                                  (Saya berada di posisi kiri paling depan dan menarikan tarian Kembang Girang dari Bali)
Dengan sekuat tenaga, saya berusaha untuk keluar dari zona nyaman. Pada saat itu, saya bekerja sebagai sukarelawan di kampus saya dan melihat ada grup Indonesia yang sedang menari dengan lincahnya di atas panggung acara. Wah, bangganya mereka, ujar saya dalam hati. Saya selalu ingin berada di posisi mereka, menampilkan tarian dari negeri sendiri dan orang-orang dengan berdecak kagum melihat indahnya tarian Indonesia. Sejak itu saya memutuskan untuk mencari tahu grup tersebut lewat berbagai media sosial.
Awalnya terasa ragu saat saya ingin menghubungi grup tersebut, tapi saya mantapkan hati untuk menanyakan bagaimana prosedur menjadi bagian dari grup mereka. Kebetulan juga saya sudah bercita-cita lama ingin menampilkan karya budaya Indonesia di mancanegara. Tahun-tahun sebelumnya adalah tahun tersulit bagi saya karena saya tidak memiliki waktu untuk memikirkan hobi saya yaitu menari. Saya terus memikirkan sekolah dan fokus dengan kerja karena ingin menabung uang sedikit untuk melanjutkan sekolah saya nantinya.
Singkat cerita, saya pun menghubungi grup ini melalui media sosial. Dalam beberapa menit, mereka pun membalas pesan singkat saya. Dengan sopannya mereka mengajak saya untuk bergabung. Tapi karena saya belum pernah bergabung dengan komunitas tersebut, mereka mengajak saya untuk melihat bagaimana suasana menari di grup mereka. Jadi, saya tidak perlu mengisi biodata sampai saya melihat dulu situasi belajar menarinya seperti apa. Saya menyetujuinya dan Sabtu itu tepat di bulan Oktober 2018, saya pun datang ke rumah tempat mereka latihan menari.Â
Wah, baru kali ini saya menemukan grup belajar menari yang benar-benar santai dan tidak tegang suasananya. Meskipun rata-rata kebanyakan dari mereka adalah ibu-ibu, tapi mereka baik dan sangat menyambut hangat kehadiran saya di sana. Bahkan, mereka menawarkan saya untuk makan makanan Indonesia yang saya belum pernah temukan selama saya studi di luar negeri.
Sejak itulah saya merasa langsung klik dengan mereka dan berjanji akan datang kembali dengan membawakan form dan uang pendaftaran.Â
Salah satu hal yang membuat saya salut dari grup Indonesia ini adalah saat salah satu menderita sakit atau ada masalah, mereka dengan ringan hatinya membantu orang tersebut. Menurut mereka, semua member di dalam grup adalah keluarga dan harus saling mengayomi satu sama lain.Â
Walaupun kami berbeda suku, agama dan ras, tapi kita semua adalah satu layaknya prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
Waktu semakin berlalu, saatnya pentas dilaksanakan. Sebelum pentas, banyak sekali hal yang perlu saya siapkan dari baju yang telah grup pinjamkan kepada saya sampai dandanan. Duh, saya itu paling ga bisa dandan sendiri. Akhirnya saya pun curhat sama salah satu orang di sana. Dengan senang hati, salah satu ibu di sana akan membantu saya berdandan. :D