Mohon tunggu...
Beatrix Cendana
Beatrix Cendana Mohon Tunggu... Dokter - All about articles

Berkarya dalam diam, menyatu dalam alam, hanyalah seorang wanita biasa yang menyukai hal luar biasa, hobi menulis dan melamun mencari inspirasi. -Jakarta dan Seattle-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rasa Bangga Saat Mewakili Indonesia di Mancanegara

24 November 2019   05:19 Diperbarui: 24 November 2019   06:40 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama kali saya bersekolah di Amerika, saya tidak pernah terpikirkan jika saya dapat mengikuti berbagai perkumpulan. Biasanya saya hanya sekedar ikut perkumpulan di dalam sekolah tapi itu pun tidak bertahan lama dikarenakan jadwal sibuk saya.

Saya termasuk orang yang introvert atau tidak terlalu suka mengenal banyak orang. Namun, setahun setelahnya, saya terpikirkan untuk mengubah pola pikir saya menjadi lebih terbuka terhadap pertemanan di luar. 

Selama ini saya rasa saya terlalu menutup diri untuk pergaulan dan komunitas.

                                                                   (Saya berada di posisi kiri paling depan dan menarikan tarian Kembang Girang dari Bali)

Dengan sekuat tenaga, saya berusaha untuk keluar dari zona nyaman. Pada saat itu, saya bekerja sebagai sukarelawan di kampus saya dan melihat ada grup Indonesia yang sedang menari dengan lincahnya di atas panggung acara. Wah, bangganya mereka, ujar saya dalam hati. Saya selalu ingin berada di posisi mereka, menampilkan tarian dari negeri sendiri dan orang-orang dengan berdecak kagum melihat indahnya tarian Indonesia. Sejak itu saya memutuskan untuk mencari tahu grup tersebut lewat berbagai media sosial.

Awalnya terasa ragu saat saya ingin menghubungi grup tersebut, tapi saya mantapkan hati untuk menanyakan bagaimana prosedur menjadi bagian dari grup mereka. Kebetulan juga saya sudah bercita-cita lama ingin menampilkan karya budaya Indonesia di mancanegara. Tahun-tahun sebelumnya adalah tahun tersulit bagi saya karena saya tidak memiliki waktu untuk memikirkan hobi saya yaitu menari. Saya terus memikirkan sekolah dan fokus dengan kerja karena ingin menabung uang sedikit untuk melanjutkan sekolah saya nantinya.

Singkat cerita, saya pun menghubungi grup ini melalui media sosial. Dalam beberapa menit, mereka pun membalas pesan singkat saya. Dengan sopannya mereka mengajak saya untuk bergabung. Tapi karena saya belum pernah bergabung dengan komunitas tersebut, mereka mengajak saya untuk melihat bagaimana suasana menari di grup mereka. Jadi, saya tidak perlu mengisi biodata sampai saya melihat dulu situasi belajar menarinya seperti apa. Saya menyetujuinya dan Sabtu itu tepat di bulan Oktober 2018, saya pun datang ke rumah tempat mereka latihan menari. 

Wah, baru kali ini saya menemukan grup belajar menari yang benar-benar santai dan tidak tegang suasananya. Meskipun rata-rata kebanyakan dari mereka adalah ibu-ibu, tapi mereka baik dan sangat menyambut hangat kehadiran saya di sana. Bahkan, mereka menawarkan saya untuk makan makanan Indonesia yang saya belum pernah temukan selama saya studi di luar negeri.

Sejak itulah saya merasa langsung klik dengan mereka dan berjanji akan datang kembali dengan membawakan form dan uang pendaftaran. 

Salah satu hal yang membuat saya salut dari grup Indonesia ini adalah saat salah satu menderita sakit atau ada masalah, mereka dengan ringan hatinya membantu orang tersebut. Menurut mereka, semua member di dalam grup adalah keluarga dan harus saling mengayomi satu sama lain. 

Walaupun kami berbeda suku, agama dan ras, tapi kita semua adalah satu layaknya prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

Waktu semakin berlalu, saatnya pentas dilaksanakan. Sebelum pentas, banyak sekali hal yang perlu saya siapkan dari baju yang telah grup pinjamkan kepada saya sampai dandanan. Duh, saya itu paling ga bisa dandan sendiri. Akhirnya saya pun curhat sama salah satu orang di sana. Dengan senang hati, salah satu ibu di sana akan membantu saya berdandan. :D

                                                                       

Setelah selesai dandan, kami pun gladi resik lagi di belakang panggung. Nah, di sini saya banyak melakukan kesalahan. Maklumlah, saya hanya belajar beberapa kali sebelumnya. Pertemuan untuk latihan hanya diadakan dua kali seminggu. Tapi untungnya saya pede aja dan tidak merasa deg-degan mungkin dikarenakan saya pernah pentas berkali-kali sebelumnya. Grup saya juga bilang kalau pun salah, lanjutkan aja. Toh, bukan lomba ini. Tapi bagi saya, saya harus menampilkan sebagus mungkin karena posisi saya menari berada di paling depan.

Untuk pertama kalinya, saya pentas di atas panggung Tacoma Dome bersama grup tarian Bali saya dan benar-benar saya tak takut untuk menunjukkan kemampuan saya semaksimal mungkin. Walau ada beberapa rekan saya yang salah, tapi saya tetap mendukung mereka untuk ke depannya supaya lebih baik. 

Saat itu, seakan seribu mata penonton memandang kami semua. Saya berdecak kagum karena akhirnya salah satu cita-cita saya dari kecil dapat tercapai untuk pertama kalinya di atas panggung ini.

Dari sini saya belajar bahwa di dalam sebuah perkumpulan, saya belajar kerjasama dan persahabatan. Saya juga belajar untuk keluar dari zona nyaman dapat membuat saya menemukan apa yang saya inginkan dalam hidup saya, terutama jika hal itu berkaitan dengan membawa nama harum negara Indonesia.

Salam sejahtera,

Beatrix Cendana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun