Setelah selesai dandan, kami pun gladi resik lagi di belakang panggung. Nah, di sini saya banyak melakukan kesalahan. Maklumlah, saya hanya belajar beberapa kali sebelumnya. Pertemuan untuk latihan hanya diadakan dua kali seminggu. Tapi untungnya saya pede aja dan tidak merasa deg-degan mungkin dikarenakan saya pernah pentas berkali-kali sebelumnya. Grup saya juga bilang kalau pun salah, lanjutkan aja. Toh, bukan lomba ini. Tapi bagi saya, saya harus menampilkan sebagus mungkin karena posisi saya menari berada di paling depan.
Untuk pertama kalinya, saya pentas di atas panggung Tacoma Dome bersama grup tarian Bali saya dan benar-benar saya tak takut untuk menunjukkan kemampuan saya semaksimal mungkin. Walau ada beberapa rekan saya yang salah, tapi saya tetap mendukung mereka untuk ke depannya supaya lebih baik.Â
Saat itu, seakan seribu mata penonton memandang kami semua. Saya berdecak kagum karena akhirnya salah satu cita-cita saya dari kecil dapat tercapai untuk pertama kalinya di atas panggung ini.
Dari sini saya belajar bahwa di dalam sebuah perkumpulan, saya belajar kerjasama dan persahabatan. Saya juga belajar untuk keluar dari zona nyaman dapat membuat saya menemukan apa yang saya inginkan dalam hidup saya, terutama jika hal itu berkaitan dengan membawa nama harum negara Indonesia.
Salam sejahtera,
Beatrix Cendana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H