Autologus tergolong metode yang aman karena tidak ada kekhawatiran adanya penolakan oleh tubuh penderita. Namun, terdapat kendala seperti, penderita perlu menjalani prosedur invansif (seperti, biopsi sumsum tulang, pengambilan darah, atau sedot lemak), kualitas sel punca pada orang yang sudah tua tidak sebagus pada orang yang masih muda --padahal, yang menderita penyakit degeneratif umumnya orang yang sudah tua-- serta perlu pengolahan sel punca --dari tubuh penderita- selama beberapa hari bahkan minggu sebelum ditransplantasikan kembali ke dalam tubuh.
Alogenik juga metode yang tergolong aman selama memiliki kecocokan protein pada membran sel darah leukosit, yang disebut Human Leucocyte Antigen (HLA). Sudah dilakukan beberapa penelitian yang membuktikan bahwa sel punca mesenkimal tidak memicu reaksi imun pada tubuh penerima (memiliki imunogenitas rendah). Akan tetapi, masih banyak yang meyakini bahwa metode alogenik tetap memiliki resiko penolakan walaupun minim. Penggunaan metode alogenik memiliki kelebihan seperti, penderita yang tidak perlu menjalani prosedur invansif dan sel punca selalu tersedia karena sudah disimpan dalam tanki nitrogen cair kapanpun dibutuhkan.
Beberapa jenis sel punca dari sumber yang berbeda, yang telah diteliti diantaranya seperti sel punca pada mioblas, sumsum tulang dan darah perifer, serta derivat sel darah umbilicus.
Mioblas berasal dari sel satelit otot rangka yang dapat memperbaiki kerusakan pada jaringan tersebut. Jika terjadi cedera otot, mioblas skeletal (skeletal myoblast) akan berkembang lalu membentuk jaringan otot baru. Hal itulah yang membuat mioblas menjadi salah satu pilihan untuk memperbaiki jantung (bagian miokardium) yang rusak. Mioblas skeletal yang ditransplantasi akan beradaptasi dengan lingkungan sekitar di miokardium dengan membentuk sel-sel otot yang secara elektrik terisolasi atau terpisah dari kardiomiosit yang masih sehat (kardimiosit residen), yang kemudian memperbaiki kemampuan jantung. Hasilnya menunjukkan adanya perbaikan fungsi jantung tanpa integrasi/penggabungan penuh dari sel-sel yang ditransplantasikan ke miokardium dengan kardiomiosit residen.
Sumsum tulang dan darah perifer mengandung sel yang dapat berdiferensiasi menjadi sel lain, termasuk diantaranya mononuclear unfractionatedcells, sel punca hematopoietik, sel punca mesenkimal, dan sel progenitor endotelial. Telah dilakukan percobaan laboratorium yang membuktikan bahwa sel punca hematopoietik dapat berdiferensiasi menjadi kardiomiosit, namun saat ini belum ada data klinis yang menunjukkan bahwa sel punca hematopoietik dapat berdiferensiasi menjadi kardiomiosit pada miokardium yang mengalami infark.Â
Infark miokard adalah penyakit yang diakibatkan karena penyumbatan mendadak dari arteri koroner (trombosis koroner) sehingga menyebabkan sel otot jantung kekurangan oksigen (iskemia) dan mati. Berbeda dengan sel punca mesenkimal yang telah terdapat bukti klinis bahwa sel punca mesenkimal yang dapat berdiferensiasi menjadi kardiomiosit. Hal ini dapat terjadi jika sel punca mesenkimal berkontak dengan kardiomiosit residen sehingga, transplantasi sel punca mesenkimal ini harus dilakukan pada fase awal penyakit karena masih memiliki kardiomiosit residen. Â
Derivat sel darah umbilikus (umbilical cord blood cells) memiliki hampir semua derivat sumsum tulang. Selain itu, derivat sel darah umbilikus juga mudah diperoleh dalam jumlah yang cukup, memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, dan mempunyai imunogenitas rendah jika dibandingkan dengan sel-sel sumsum tulang. Jika sel darah umbilikus diisolasi dan disimpan pada saat kelahiran, sel-sel ini dapat menyediakan sumber sel punca yang mungkin akan terjadi kerusakan miokardium di kemudian hari.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sel punca dewasa dapat memperbaiki jantung yang mengalami kerusakan. Namun, sampai saat ini masih dilakukan berbagai penelitian tentang jenis sel punca dewasa apakah yang dapat memperbaiki kerusakan pada jantung tanpa resiko dan dapat dilakukan kapan saja. Dan sel punca diharapkan dapat menjadi alternatif pengobatan baru dan menjadi harapan bagi para penderita penyakit degeneratif dan penyakit lain yang akan semakin kompleks di kemudian hari. Sekian dan terimakasih.
Sumber: